Resensi Buku Hujan - Tere Liye


Sebuah Usaha Untuk Melupakan
Judul : Hujan
Penulis : Tere Liye
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tahun terbit : 2016
Resensi Oleh : Nabila Azzahra
Tebal : 320 Halaman; 20 cm

Hujan merupakan rintikan air dari mendungnya langit yang jatuh membasahi bumi. Tak sedikit orang yang menyukai hujan, teringat kebahagiaan dan mungkin teringat pada kesedihan. Saya teringat dengan novel Rahasia Hujan karya Adham T. Fusama, yang mengisahkan gadis jepang bernama Anggi membunuh nadin yang tak lain adalah sahabatnya dikala hujan lebat yang menyisakan tangisan orang-orang yang menyayangi nadin termasuk pandu. Lalu bagaimana dengan novel hujan yang mengisahkan gadis yatim piatu yang sangat membenci hujan ?

Dalam novel hujan, yang menjadi tokoh utamanya adalah Lail, seorang perempuan berusia 13 tahun dan Esok, seorang laki-laki berusia 15 tahun. Novel ini mengambil latar suasana pada masa depan dengan kecanggihan teknologi. Kisah berawal saat bayi ke 10 miliar lahir ke dunia pada tahun 2042 dan ini bukan suatu kabar baik karena jumlah manusia sudah terlalu banyak dan pertambahan penduduk tidak dapat dibendung. Di tahun 2042 itu juga terjadi letusan dahsyat dari gunung toba purba, hanya 10% penduduk bumi yang selamat. Lail menjadi yatim piatu, kabar duka tersampai kepadanya beriringan dengan derasnya hujan, itulah hal yang membuat Lail membenci hujan. Lail bertemu dengan lelaki yang baik bernama Esok (Soke Bahtera) yang begitu jenius dan pintar. Mereka menjadi sahabat. Pada usia 16 tahun Esok harus pindah ke ibu kota untuk melanjutkan kuliah. Lail begitu sedih karena terpisah dari Esok. Sebenarnya Lail sangat menyayangi Esok, namun perasaannya ia pendam bertahun-tahun lamanya, kini Lail tinggal di panti asuhan dan mempunyai sahabat baru bernama Mryam yang juga mengetahui bahwa Lail memiliki perasaan pada Esok. Lail sangat cemburu jika Maryam menyebut nama “Claudia” yaitu adik angkat Esok dari walikota yang mengadopsi Esok dan ibu kandungnya. Esok sulit sekali dihubungi, suatu hari Esok memberi tahu Lail bahwa dia sedang dalam proyek pembuatan kapal yang akan membawa manusia keluar dari bumi yang sudah tidak layak dihuni semenjak letusan gunung api purba. Esok membocorkan rahasia kepada Lail bahwa tidak semua orang boleh naik ke kapal itu. Esok memiliki dua tiket, sebenarnya tiket tersebut ditujukan untuknya dan untuk Lail namun walikota memohon agar tiket itu diberikan kepada Claudia, anak walikota tersebut. Akhirnya Esok memberikan tiket tersebut pada Claudia, Lail yang mengetahui hal itu sedih dan kecewa pada Esok, karena itulah Lail pergi pada Elijah seoran wanita yang memiliki mesin canggih untuk menghilangkan memori ingatan manusia, Lail ingin menghilanghkan ingatan tentang peristiwa masa lalu tentang hujan dan juga tentang Esok, padahal Esok sedang dalam proyek pembuatan semacam robot dengan otak yang mirip dengan otaknya. Esok mencari Lail namun proses terlanjur terjadi dan setelah Lail ditemukan, Esok langsung memeluknya dan Lail pun terkejut dan bahagia, ingatan tentang Esok tak terhapus, karena kebahagiaan mengalahkan kesedihan. Lalu Esok menceritakan segalanya dan mereka menikah setelah orang-orang termasuk ibu kandung Esok pergi dari bumi, mereka hidup di musim panas bersama-sama di bumi.

Keunggulan novel karya Tere Liye ini adalah meskipun alurnya mundur kisah ini tetap mengundang banyak keantusiasan untuk melanjutkan membacanya, cerita ini sangat menghidupkan imajinasi, bahasanya pun mudah dimengerti. saya kira novel ini mengangkat kisah jadul, namun tidak. Kisah yang diangkat ini adalah fiksi remaja yang dipadukan dengan latar suasana pada masa depan yang menunjukkan kecanggihannya. Covernya pun mendukung judul, yaitu potret hujan.

Kekurangan novel ini hanya ada beberapa, yaitu pada cerita dikisahkan jika bumi sangat hancur hingga hanya 10% manusia yang selamat, namun masih ada stadion dan taman bermain yang masih normal bahkan dapat digunakan sebagai tempat untuk mengungsi, sedangkan yang lainnya hancur tak tersisa. Satu lagi yaitu, pada novel ini tidak terdapat synopsis di cover buku bagian belakang, jadi orang-orang sulit mengetahui gambaran dari isi novel tersebut dan akhirnya tidak tertarik untuk membacanya.

Novel ini sangat cocok dibaca oleh para remaja bahkan harus. Karena dalam novel ini banyak sekali inspirasi bagi remaja untuk terus tetap kreatif dan berusaha serta bersabar untuk mendapat kebahagiaan dan kesuksesan.  

Post a Comment

Previous Post Next Post