Image from https://unsplash.com/@dexezekiel |
Hari ini kita bahas salah satu tema yang agak out of topic nih, siapa tau diantara kalian para pembaca setia blog ini ada juga yang hobinya nonton anime, ya kali ini kita akan membahas tentang 5 Stigma atau Anggapan yang Salah Tentang Nonton Anime.
1. Anime hanya untuk anak-anak
Kalau dulu mungkin animasi atau kartun identik dengan anak-anak, mungkin salah satu alasannya karena dulu media penayangan anime hanya pada televisi saja dan akses kita tidak semudah jaman sekarang yang semuanya sudah serba internet. Kalau bicara acara televisi tentu saja ada aturan yang cukup ketat tentang program apa yang ditayangkan, oleh karena itu sebagian besar anime yang ditampilkan temanya lebih identik ke penonton anak-anak. Namun sekarang kita bisa melihat bahwa anime ini adalah sebuah tayangan dengan genre atau jenis yang sangat beragam, kalau boleh dibilang sudah sebanyak tayangan atau film yang non-animasi atau anime, ada genre thriller, romance, gore, crime, war, sci-fi, dan lain-lain jadi masih berfikir anime hanya untuk aanak-anak?
2. Anime ceritanya mengada-ada
Hampir seluruh anime yang pernah tayang di tv ceritanya pasti tentang khayalan imajinasi tingkat tinggi atau bahasa kerennya fiksi, coba tengok saja Dragon Ball dimana Goku bisa mati dan hidup kembali beberapa kali, Doraemon dengan pintu kemana saja dan dapat mengabulkan keingin dengan benda-benda ajaibnya, atau Pokemon yang mengisahkan monster yang dapat dimasukan kedalam bola dan digunakan untuk bertarung. Ya dari sedikit contoh itu saja kita bisa menyimpulkan bahwa memang para creator anime (atau sebelumnya berbentuk manga) memang menuangkan imajinasi yang tinggi jadi pantas saja kalau banyak yang berpendapat kalau anime ceritanya selalu mengada-ada. Tapi dilain sisi kita juga bisa lihat kalau film-film Hollywood sana yang budget produksinya berkali-kali lipat pun tidak sedikit yang mengangkat tema "mengada-ngada", ya sebut saja Jurassic Park yang mengisahkan kebangkitan para dinosaurus, atau Harry Potter yang ceritanya sangat kental dengan penyihir. Jadi kalau disebut mengada-ada ya mungkin iya, tapi toh film non-anime pun juga sama kok ya, dan yang paling penting coba deh kalau kita lihat lagi genre yang lain yang lebih ringan seperti drama (yang mana tidak sedikit anime yang mengangkat tema ini) pasti anggapan mengada-adanya jadi hilang.
3. Anime kualitasnya jelek karena masih 2D
Kalau bicara kualitas gambar sebenarnya menurutku ini segmented sih, karena sekarang ini memang banyak orang yang lebih menyukai animasi 3D namun aku juga berkeyakinan bahwa tidak sedikit juga orang yang masih suka dengan 2D, jadi jelek tidaknya menurutku hanya sebagian dari preferensi untuk menilai sebuah tayangan itu bagus atau tidak. Tidak sedikit lho film animasi 3D yang alur ceritanya bahkan tidak bisa menyaingi anime yang hanya 2D.
4. Anime kebanyakan isinya komedi gaje
Kalau bicara komedi, siapa sih yang gak suka tertawa? (mungkin ada sih, tapi aku percaya gak lebih dari 5% populasi dunia lol) ya jawabannya semua pasti suka, cuma mungkin selera komedi orang-orang berbeda mulai dari ada yang suka banyolan Sule-Parto-Andre ala Opera van Java, ada juga yang lebih suka dengan komedi penamil tunggal macam Raditya Dika atau Dodit Mulyanto, dan sebagian lebih suka komedi anima yang bernuansa absurd. Dari ketiga contoh komedi tadi kalau kita lihatnya pada saat tidak mood pasti gak akan ada yang lucu sama sekali, tapi kalau kita nontonya dengan antusias maka komedi apapun itu bahkan segaring apapun pasti ada lucunya. Dan kamu harus coba analisis lagi deh komedi yang lucu kebanykan yang pada gaje, inget gak lawakan legend ala srimulat "mata ku ke colok atau mana tangan ku" yang sering diulang-ulang komedian kebanyakan, nah kalau dipikir pakai otak yang serius kan pasti kesimpulannya gaje, tapi kalau dipikir dengan otak yang rileks insyaalloh hasilnya jadi sebuah kelucuan.
5. Karakter perempuan anime terlalu seksi
Well, I can't argue much about this, tapi gini deh sebelum nonton suatu anime hal-hal semacam ini sebenarnya bisa kita ketahui terlebih dahulu dari genrenya (lagi-lagi ngomongin genre), dan aku bisa bilang kalau tidak semua anime mengemban metode ini, jadi pinter-pinter kitanya kalau gak mau nonton yang seksi-seksian ya pilih genrenya yang tepat. Dan coba difikir lagi deh, kalau balik lagi ke contoh film barat sama aja kan gak sedikit film dengan appearence wanita seksi dan tidak sedikit pula yang sama sekali tidak mengusung metode ini.
Demikianlah pembahasan mengenai 5 Stigma atau Anggapan yang Salah Tentang Nonton Anime, setuju atau tidak setuju itu hak kalian semua ya karena negara kita negara demokrasi jadi kalian bebas punya pendapat masing-masing, semoga bacaan ini ada manfaatnya, sampai jumpa di postingan selanjutnya.
Post a Comment