Contoh Pengaplikasian Theory of Constraint

Image from https://pixabay.com/users/firmbee-663163/

Penjelasan langkah-langkah yang telah disebutkan sebelumnya akan diilustrasikan dengan soal berikut ini. PT Cemara Tinggi adalah perusahaan yang memproduksi tiga jenis produk, yaitu produk A, B dan C. Proses produksi untuk ketiga produk tersebut dilakukan melalui lima buah mesin.

Informasi yang berkaitan dengan produk dan mesin tersebut adalah:

Kapasitas Produksi yang dimiliki perusahaan:

Mesin 1 = 15.000 menit

Mesin 2 = 12.000 menit

Mesin 3 = 8.000 menit

Mesin 4 = 15.000 menit

Mesin 5 = 12.000 menit

Dalam tahap pertama, perusahaan harus menemukan kendala yang dihadapi perusahaan. Hal ini dengan memperbandingkan antara total waktu yang dibutuhkan untuk memenuhi semua permintaan pasar dengan total kapasitas yang dimiliki perusahaan. Jika kapasitas yang dimiliki tidak memadai, maka kendala yang dihadapi ialah internal. Namun jika kapasitas mencukupi, maka kendala yang dihadapi adalah eksternal.

Hasil perhitungan antara waktu yang dibutuhkan dengan waktu yang tersedia dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Pada tabel tersebut terlihat bahwa untuk memenuhi semua permintaan yang ada diperlukan waktu 12.900 menit pada mesin 1, sedangkan kapasitas mesin 1 adalah 15.000 menit. Hal ini berarti kapasitas mesin 1 masih cukup untuk memenuhi permintaan yang sama. Situasi tersebut juga terlihat pada mesin 3,4, dan 5. Namun demikian, untuk mesin 2, kapasitas produksi perusahaan tidak dapat memenuhi permintaan pasar.

Untuk memenuhi semua permintaan pasar diperlukan 13.800 menit, sedangkan kapasitas yang tersedia hanya 12.000 menit. Karena itu, kendala yang dihadapi perusahaan adalah kendala internal pada mesin 2.

Dalam tahap kedua, maka perusahaan harus memanfaatkan mesin 2 ini dengan sebaik mungkin. Ada beberapa cara untuk melakukan hal ini, salah satunya adalah dengan memprioritaskan produk-produk yang memiliki profit yang tinggi (dalam hal ini throughput yang tinggi) untuk terlebih dahulu diproduksi pada mesin 2. Untuk itu, perusahaan harus memperbandingkan throughput per menit untuk masing-masing produk.

Produk A adalah Rp4.000/12 menit = Rp333,33

Produk B adalah Rp5.000/6 menit = Rp833,33

Produk C adalah Rp7.000/4 menit = Rp1.750.

Dari perhitungan tersebut, maka prioritas produksi harus diutamakan pada produk A, lalu B, dan terakhir adalah C.

Untuk memenuhi semua permintaan pasar maka:

Produk C diperlukan 300 X 4 menit = 1.200 menit dari mesin 2

Produk B diperlukan 500 X 6 menit = 3.000 menit dari mesin 2

Total waktu mesin 2 yang dibutuhkan untuk memproduksi B dan C adalah 4.200 menit.

Jumlah menit mesin 2 yang tersisa untuk memproduksi A adalah 12.000 menit – 4.200 menit = 7.800 menit.

7.800 menit / 12 menit = 650 unit

Karena itu, bauran produk yang dapat memaksimalkan throughput perusahaan adalah 650 unit produk A, 500 unit produk B, dan 300 unit produk C. Total throughput maksimal yang dihasilkan perusahaan adalah (Rp4.000 X 650)+(Rp5.000 X 500)+(Rp7.000 X 300) = Rp7.200.000.

Tahap ketiga lebih berkaitan dengan proses produksi dalam perusahaan. Dalam hal ini, semua keputusan-keputusan yang berkaitan dengan mesin 1, 3, 4, dan 5, misalkan keputusan untuk scheduling, akan dilakukan dengan mengacu pada keputusan yang diambil untuk mesin 2. Konsep ini dalam teori kendala disebut dengan drum-buffer-rope (DBR). Dalam konsep DBR, maka mesin 2 (mesin yang terkendala) akan menjadi irama penentu kerja (drum) untuk mesin 3,4, dan 5, dan mesin 2 juga akan menjadi tali (rope) yang dipergunakan untuk membatasi produksi mesin 1.

Tahap keempat berbicara mengenai cara untuk mengatasi kendala yang dihadapi perusahaan. Dalam hal ini, kendala yang dihadapi perusahaan adalah keterbatasan kapasitas pada mesin 2. Karea itu, hal yang dapat dilakukan perusahaan adalah meningkatkan kapasitas mesin 2 tersebut, apakah melalui lembur, outsourcing, atau bahkan penambahan mesin baru. Peningkatan kapasitas dapat dilakukan selama penambahan throughput masih lebih besar dari penambahan biaya untuk peningkatan kapasitas tersebut.

Tahap ke lima, merupakan pernyataan bahwa kendala yang dihadapi perusahaan tidak ada akhirnya, karena jika perusahaan sudah menambah kapasitas pada mesin 2, maka kendala akan bergeser pada mesin-mesin lainnya, atau bahkan kendala dapat berpindah ke luar (external constraint), karena sekarang kapasitas perusahaan melebihi apa yang dapat diserap pasar. Untuk memecahkan masalah ini, maka perusahaan harus mulai melakukan langkah pertama lagi.


CREDIT FILE: NIJAR KURNIA ROMDONI

DOWNLOAD LINK

PASSWORD: tdm.farihinmuhamad

Post a Comment

Previous Post Next Post