Resensi Buku The Little Prince (Prabu Anom) - Antoine De Saint-Exupery


Judul : Prabu Anom
Penulis : Antoine De Saint-Exupery
Penerbit : Kiblat
Tahun terbit : 2018
Tebal : 169 Halaman; 1 cm
Resensu oleh : Nabila Azzahra

Marcapada
Buku Prabu Anom ini adalah buku karya Antoine De Saint-Exupery yang semula ditulis menggunakan bahasa Inggris lalu dialih bahasakan menjadi bahasa sunda oleh Syauqi Stya Lacksana. Buku Prabu Anom ini bisa terbit karena ada dukungan dari The Jean-Marc Probst Foundation for The Little Prince dan keluarga Thierry Mauvernay, mereka semua yang berada di Lausanne, Swiss. Dalam buku karya Antoine De Saint-Exupery yang di alihbahasakan oleh Syauqi Stya Lacksana ini ada 2 tokoh utama, yaitu tokoh sebagai aku dan tokoh sebagai Prabu Anom. Tokoh lainpun banyak namun tak terlalu dibahas dengan mendetail. Di beberapa part ada juga yang membahas tokoh lain dengan sedikit mendetail.

Kisah dimulai dari tokoh aku yang sdikit menceritakan kehidupannya, saat ia berumur enam tahun, ia memiliki buku cerita Alam yang mengisahkan seekor ular memakan hewan lain. Usianya memang masih kecil namun rasa keingintahuannya itu tinggi, ia membaca buku itu dan ia mengetahui bahwa jika ular sanca memakan mangsanya itu tidak di gigit sampai hancur, tetapi ular sanca itu menelan bulat-bulat mangsanya dan ia akan tertidur selama 6 bulan hingga makanannya itu hancur di dalam perutnya.  Tokoh aku memiliki hobby menggambar sejak kecil namun ia dimarahi karena hobbynya itu, setelah membaca buku Cerita Alam ia pun mengambar ular yang didalam perutnya terdapat mangsanya yang telah ditelan bulat-bulat. Saat gambar itu telah selesai, ia memperlihatkannya kepada seseorang, namun seseorang itu tidak menganggap bahwa gambar itu adalah gambar ular melainkan sebuah gambar topi jadi tak menakutkan sedikitpun. Itu karena salah mereka sendiri, mengapa tak mengizinkan tokoh aku memiliki hobby menggambar sehingga gambarnyapun tak karuan.

Akhirnya tokoh aku memutuskan untuk belajar menerbangkan pesawat dan itu mungkin yang terbaik untuknya. Saat ia sedang menerbangkan pesawatnya seorang diri, tiba-tiba pesawatnya mengalami kecelakaan di Gurun Sahara dan akhirnya mau tidak mau ia harus membetulkan mesinnya yang rusak itu sendiri, namun hanya ada sedikit air untuk minum dan ia berpikir bahwa ia akan mati di Gurun itu tanpa ada seorangpun yang tahu. Saat tokoh aku tengah memperbaiki pesawatnya, ia melihat ada anak kecil yang berpenampilan aneh, berjubah dan rambutnya pirang. Tokoh aku berpikir bahwa anak itu pasti sedang tersesat, namun saat anak tersebut mendekatinya, anak itu malah memintanya untuk menggambarkan seekor domba. Tokoh aku heran mengapa bisa anak tersebut tidak memiliki wajah khawatir saat tersesat di tempat antah berantah ini. Tak berpikir panjang, tokoh aku langsung menggambarkan domba untuk anak tersebut, namun saat gambar tersebut selesai, anak itu berkata bahwa yang ia gambar itu bukan domba melainkan kambing karena tanduknya pun berbeda, tokoh aku kesal pada anak itu lalu ia menggambar sebuah kotak dan berkata pada anak kecil tersebut bahwa di dalam kotak itu terdapat seekor domba. Anak itu langsung mencetak wajah bahagia. Sambil membenarkan peawatnya, tokoh aku mulai bertanya pada Anak kecil itu, mengapa ia ada di tempat seperti ini dan tidak seorangpun bersamanya. 

Anak kecil itu mirip dengan lukisan yang dibuat oleh tokoh aku waktu kecil, namun aslinya katanya lebih baik dari lukisannya dan ia beri nama Prabu Anom. Prabu Anom pun mulai bercerita bahwa ia bukan dari planet ini melainkan planet kecil yang isinya hanya muat untuk satu manusia saja, planet Prabu Anom tidak lebih besar dari sebuah rumah. Prabu Anom mulai bercerita bahwa ia berasal dari planet lain namun bukan dari palnet yang biasa manusia kenal, ia dari planet kecil yang biasa disebut Asteroid sebenarnya itu adalah sebuah planet namun banyak, hamper tak terhitug oleh karena itu dinamakan Asteroid dan biasanya bernomor seperti planet Prabu Anom bernama Asteroid B-612. Ia bercerita bahwa di planetnya ia memiliki tiga gunung, dua gunung masih aktif dan satu gunung tidak aktif yang selalu ia bersihkan dan memiliki satu bunga yang biasa ia ajak bicara. Bunga yang ia punya adalah bunga yang memiliki duri, bunga itu berkata pada Prabu Anom bahwa ia tidak kuat dengan angina malam dan meminta untuk diberi penutup dari kaca agar ia tak kena sejuknya malam, dan Prabu Anom pun menurut. Suatu hari ia berkata pada bunganya bahwa ia akan pergi mengembara dan bunga itu terlihat bersedih namun tak ingin kesedihannya itu diketahui oleh Prabu Anom. Akhirnya Prabu Anom pergi mengembara.

Planet pertama yang ia datangi adalah planet kecil di mana ada satu orang yang berpenampilan seperti raja dan duduk di singgasana, jubahnya menutupi hamper seluruh planet, seseorang itu berkata bahwa ia raja dari semua planet dan Prabu Anom pun sangat heran pada pemikiran seseorang yang menganggap dirinya sebagai raja itu. Lalu Prabu Anom berpamit pada raja itu untuk melanjutkan perjalanannya. 

Planet kedua yang ia datangi yaitu planet kecil di mana ada seseorang yang memakai pakaian aneh dengan topi kecil diatasnya, bukan kecil melainkan kepala orang tersebut saja yang terlalu besar dan ia menganggap bahwa dialah orang tertampan dengan topinya itu, Prabu Anom pun terheran, ternyata ada orang yang lebih aneh daripada raja yang ia temui tadi. 

Planet ketiga yang ia datangi yaitu planet kecil dimana ada orang yang meneguk banyak bir. seseorang tersebut terlihat sangat mabuk dan terlihat lebih tidak berguna dibandingkan dengan Seseorang berkepala besar yang mengaku menjadi orang tertampan itu. 

Planet ke empat yang ia datangi yaitu planet kecil dimana ada seseorang yang berpakaian seperti pengusaha dan ia sedang sibuk menghitung, saat ditanya oleh Prabu Anom ia malah tak menaggapinya dan malah lanjut menghitung, dan tak lama ia menjawab bahwa ia sedang menghitung bintang diatas dan itu semua hanya miliknya, bukan milik orang lain. Orang ini Prabu Anom kira lebih baik dari orang pemabuk tadi. 

Planet kelima yang ia datangi yaitu planet yang sangat kecil dibandingkan dengan planet yang ia datangi sebelumnya, dimana ada lantera dan seseorang sedang menyalakannyadengan api. Setiap satu menit pasti orang itu menyalakan dan mematikan lantera itu, katanya pagi dan malam itu sangat cepat karena perputaran planetnya cukup cepat untuk saat ini. 

Planet ke enam yang ia datangi yaitu planet kecil dimana ada seseorang yang terlihat sudah tua sekali sedang menulis, orang itu mengaku bahwa ia adalah ahli geografi, namun saat ditanya dimanakah gunung dan gurun orang itu tidak tahu, alasannya karena planetnya kecil dan tak pernah ada seperti itu serta ia pun tak pernah kemana-mana karena sibuk menulis.

Planet terakhir yang ia datangi yaitu Marcapada, itu lebih besar dari apapun yang pernah ia datangi dan akhirnya bertemu dengan tokoh aku.

Kelebihan buku Prabu Anom karya Antoine De Saint-Exupery ini adalah ceritanya sangat membangun imajinasi pembaca, buku ini pun bisa dijadikan edukasi untuk materi Aksara Sunda, karena selain menggunakan huruf biasa buku ini juga menggunakan Aksara Sunda untuk sarana pembelajaran dan menambah pengetahuan bagi pembaca. Ceritanya yang sering kali membuat pembaca tetawa dan terheran heran itu membuat buku ini tambah menarik ditambah dengan covernya yang bagus itu sangat menambah minat bagi pembacanya.

Kekurangan pada buku ini adalah tidak ada kalimat penjelas jika ada kata yang mungkin pembaca tidak tahu apa artinya, mungkin kedepannya bisa menambah keterangan di bagian bawah halaman.

Buku ini sangat bagus untuk dibaca, selain untuk hiburan buku ini juga dapat dijadikan sarana edukasi bagi pembacanya. Dan dengan membaca buku ini juga berarti kita telah belajar mencoba memahami bahasa daerah dan tanpa sadar, kita juga sudah ikut andil dalam melestarikan bahasa daerah, yaitu bahasa sunda.

Post a Comment

Previous Post Next Post