Materi pada perkuliahan ke – sembilan ini diarahkan mahasiswa mampu menjelaskan cara bisnis dan lingkungan bisnis serta isu dalam mengelola kebijakan publik dan dapat menjelaskan organisasi bisnis dan lingkungan bisnis, Teori lingkungan bisnis, Dinamika lingkungan bisnis, nilai bagi organisasi bisnis sesuai dinamika lingkungan Isu dalam mengelola kebijakan publik, Isu dalam masyarakat terkait dengan organisasi bisnis, dan Bidang-bidang pekerjaan dalam organisasi bisnis
DESKRIPSI SINGKAT MATERI :
A.
Organisasi bisnis dan lingkungan bisnis
1. Organisasi bisnis dan lingkungan
2. Teori lingkungan bisnis
3. Dinamika lingkungan bisnis
4. Memberikan nilai bagi organisasi
bisnis sesuai dinamika lingkungan
B. Isu dalam
mengelola kebijakan publik
1. Isu Publik terkait dengan organisasi bisnis
2. Manajemen isu kebijakan publik bidang-bidang
pekerjaan dalam organisasi bisnis
TUJUAN PEMBELAJARAN :
Secara umum, materi ini akan
memberikan bekal kemampuan bagi Mahasiswa mampu menjelaskan dan mengaplikasikan
pengetahuan bisnis dan lingkungan bisnis serta
isu dalam mengelola kebijakan publik Secara khusus, materi ini akan membekali mahasiswa
mampu menjelaskan Organisasi bisnis dan lingkungan bisnis, Teori lingkungan
bisnis, Dinamika
lingkungan bisnis, nilai
bagi organisasi bisnis sesuai dinamika lingkungan Isu dalam
mengelola kebijakan publik, Isu dalam masyarakat terkait dengan organisasi
bisnis, dan Bidang-bidang pekerjaan dalam organisasi bisnis
PENYAJIAN :
ORGANISASI DAN LINGKUNGAN BISNIS SERTA ISU DALAM
KEBIJAKAN PUBLIK
A. ORGANISASI BISNIS DAN LINGKUNGAN BISNIS
1.
Organisasi Sebagai Pengelola Bisnis dan
Lingkungan
a.
Pengertian bisnis
Beberapa definisi yang telah diberikan
oleh para ahli bisnis, baik praktisi maupun akademisi, mulai era dulu sampai
beberapa periode terkini. Misalnya pengertian yang diberikan Ebert, dia
mendefinisikan bisnis sebagai sebuah organisasi yang mengelola barang dan jasa
untuk memperoleh laba (Ebert, 1995: 3).
Ebert memaknai bisnis sebagai sebuah sekelompok orang yang
memiliki tujuan memperoleh keuntungan, dengan mengelola barang agar
menghasilkan barang yang bagus dan layak. Bisnis menurut pandangan Ebert
dilakukan dalam sejumlah orang, artinya lebih dari satu orang, dan senantiasa
meraih keuntungan sebagai tujuannya atau target dari bisnisnya.
Sementara definisi berikutnya yang bisa kita lihat dari
pendapatnya Gouzali Saydam (2006:1), meskipun dia memberi arti bisnis secara
sederhana, tetapi lebih lengkap dibanding definisi yang dimiliki Ebert. Dia
mengatakan bahwa bisnis adalah semua kegiatan yang dilakukan seseorang atau
lebih, yang terorganisir dalam mencari laba melalui penyediaan produk yang
dibutuhkan oleh masyarakat.
Ada beberapa perbedaan kedua definisi ini, Saydam
mengkategorikan para praktisi bisnis adalah seorang atau lebih luasnya beberapa
orang yang tergabung dalam sebuah organisasi yang memiliki tujuan jelas dalam
membuat produk yang dibutuhkan orang lain atau konsumen. Saydam melewatkan jasa
sebagai produk yang ditawarkan kepada orang lain. Padahal jasa pun untuk saat
ini bisa dijadikan sesuatu yang bisa dijual dan mendatangkan keuntungan.
Buktinya sekarang ini banyak perusahaan atau lembaga-lembaga bisnis yang
bergerak dalam bidang jasa dan tidak hanya membuat sebuah produk.
Kemudian kita bisa melihat definisi bisnis yang diberikan
Raymond E. Glos et al (dalam Saydam, 2006: 1) yang rupanya lebih lengkap dari
kedua definisi di atas tadi, bahwa bisnis adalah jumlah seluruh kegiatan yang
diorganisir oleh orang-orang yang berkecimpung dalam bidang perniagaan dan
industri menyediakan barang dan jasa untuk kebutuhan mempertahankan dan
memperbaiki standar serta kualitas hidup mereka.
Dengan demikian pengelolaan bisnis berarti sebagai usaha
mengelola produk dan jasa untuk mendapatkan keuntungan sehingga bisa menghidupi
diri, keluarga dan lingkungan, melalui kegiatan-kegiatan mengkombinasikan
antara ide, tenaga kerja, material, modal, keterampilan dalam melakukan inovasi
dan kreativitas untuk menghasilkan suatu produk dan jasa yang laku dijual dan
bermanfaat untuk orang lain, karena produk dan jasa yang dihasilkan itu memang
dibutuhkan oleh masyarakat. Dalam ilmu ekonomi pun bisnis dikatakan sebagai
suatu organisasi yang menjual barang atau jasa kepada konsumen atau bisnis
lainnya untuk mendapatkan laba.
b. Tingkatan Organisasi
Sebagai Partisipasi Bisnis
Dalam bisnis organisasi memiliki
tingkatan atau level bisnis, termasuk juga di dalamnya partisipasi dalam
bisnis. Tentunya berbeda antara satu level bisnis dengan level bisnis lainnya.
Berikut ini adalah beberapa organisasi sebagai partisipasi bisnis secara umum,
di antaranya :
· Tingkat partisipasi bisnis domestik atau lokal. Tingkat partisipasi bisnis lokal adalah suatu organisasi bisnis yang tingkat operasional dan pangsa pasarnya berada dalam suatu wilayah, tanpa melewati batas negara atau di luar kota. Jenis perusahaannya juga masih sederhana, karena hanya memperhitungkan berbagai variabel yang berlaku di sekitar perusahaan. Termasuk juga dalam urusan besar kecilnya kompensasi yang didapatkan perusahaan dan para karyawannya, budaya perusahaan yang relatif belum terbangun dengan kuat, pengrekrutan tenaga kerja yang relatif sedikit, analisis pasar yang sering kali jarang dilakukan bahkan terkesan dilewatkan, dan lain sebagainya.
· Tingkat partisipasi perusahaan internasional. Tingkat partisipasi organisasi perusahaan internasional adalah suatu unit bisnis yang sudah memperluas produksi dan pemasaran produk maupun jasanya ke luar negeri. Dengan memasuki pasar internasional mau tak mau perusahaan harus mampu beradaptasi di semua bidang dengan kultur budaya di negara setempat agar tidak menimbulkan permasalahan sosial. Karena mau tidak mau, untuk perusahaan yang sudah go international, maka akan melibatkan orang dalam aktivitasnya. Orang di sini tidak hanya orang lokal, tetapi juga orang dari mancanegara dengan skill yang mumpuni tentunya.
· Tingkat partisipasi organisasi perusahaan multinasional, yaitu perusahaan yang memiliki beberapa pabrik di negara-negara yang berbeda. Sehingga perusahaan harus dapat menyesuaikan diri dengan berbagai budaya di tiap negara, karena budaya dan karakter setiap orang yang berbeda negara, otomatis berbeda dan kita harus mengetahui dan memakai cara yang berbeda pula. Kondisi ini pun mengakibatkan banyak orang yang berpartisipasi akan jauh lebih banyak ketimbang pada tingkat partisipasi bisnis sebelumnya.
· Tingkat partisipasi organisasi perusahaan global, adalah unit bisnis yang memiliki kantor pusat di banyak negara lain dengan sistem pengambilan keputusan desentralisasi. Dalam tingkat partisipasi perusahaan global, sudah semakin pudar dan hilangnya batasan- batasan pasar suatu negara dengan negara lainnya (globalisasi). Ini lebih bebas dan leluasa, tetapi kita juga dituntut untuk terus peka dengan perkembangan dan persaingan global. Ini pun akan lebih banyak lagi melibatkan orang untuk berpartisipasi dalam mempertahankan tingkat perusahaan globalnya.
·
Sistem Ekonomi di Dunia
Dimana pun kita berbisnis atau melakukan
aktivitas bisnis, tidak akan terlepas dengan sistem ekonomi negara
bersangkutan. Ketika kita melakukan transaksi atau mengembangkan cabang bisnis
kita, kita harus tahu aturan main dari sistem ekonomi negara bersangkutan. Dan
kita pun harus sadar untuk mengikuti aturan main dari sistem ekonomi negaranya.
Karena sistem ekonomi suatu negara adalah aturan yang diterapkan oleh negara
tersebut yang berlaku dalam skala nasional. Dan aturan-aturan ekonomi di setiap
perusahaan yang berdomisili di negara tersebut, mau tidak mau harus menginduk
kepada sistem ekonomi yang berlaku. Sebagaimana yang dikatakan Wahjono, bahwa
sistem ekonomi adalah sistem yang diterapkan secara nasional untuk
mengalokasikan sumber daya di antara warganya (2010: 5).
2. Lingkungan Bisnis dan dinamika
Ada beberapa jenis lingkungan yang
memengaruhi kegiatan suatu bisnis, yang dijalankan oleh pelaku bisnis. Pada
dasarnya lingkungan tersebut dapat dibedakan atas dua lapis. Lapis pertama
merupakan lingkungan intern, yang mungkin dapat dikendalikan secara
organisastoris oleh para pelaku usaha, sehingga dapat diarahkan sesuai dengan
keinginan perusahaan. Sedangkan lapis kedua disebut lingkungan ekstern, yaitu
lingkungan yang berada di luar kegiatan bisnis yang tidak mungkin dapat
dikendalikan begitu saja oleh pelaku bisnis sesuai dengan keinginan perusahaan.
Malah pelaku bisnislah yang harus mengikuti kemauan lingkungan ekstern
tersebut, agar kegiatan bisnis bisa selamat dari pengaruh lingkungan demikian
(Saydam, 2006:32).
Faktor-faktor intern yang mempengaruhi kegiatan bisnis
tidak lain dari unsur-unsur atau subsistem kegiatan bisnis seperti: a. tenaga
kerja (karyawan); b. modal (money), c. material (bahan baku), d. machine
(peralatan mesin dan komputer), e. metode (manajemen yang digunakan pelaku
bisnis). Kelima jenis lingkungan intern ini akan turut mempengaruhi maju
mundurnya kegiatan bisnis, namun karena ia berada di lingkungan intern
perusahaan, sedikit banyak masih dapat dikendalikan dampaknya bagi kegiatan
bisnis itu sendiri. Kelima faktor lingkungan intern berada di bawah wewenang
pelaku bisnis untuk mengatur dan mengelolanya. Karena itu, bila kegiatan bisnis
sudah mulai beraksi, berarti faktor-faktor lingkungan intern tersebut tidak
menimbulkan masalah bagi kelanjutan kegiatan bisnis (Saydam, 2006: 34).
·
Lingkungan
ekonomi dan hukum.
Orang bersedia memulai bisnis baru jika mereka percaya bahwa risiko kehilangan uang mereka tidaklah terlalu besar. Sebagian dari risiko tersebut mencakup sistem perekonomian dan bagaimana pemerintah bekerja sama dengan atau menentang bisnis. Pemerintah dapat melakukan banyak hal untuk mengurangi risiko memulai bisnis dan dengan demikian meningkatkan kewirausahaan dan kekayaan. Misalnya, sebuah pemerintahan dapat menjaga pajak dan regulasi pada tingkat minimum, atau pemerintah mengizinkan kepemilikan bisnis swasta, menerbitkan peraturan- peraturan yang memungkinkan para pelaku bisnis untuk menulis kontrak-kontrak yang berlaku dipengadilan, pemerintah juga dapat menciptakan satu mata uang yang dapat diperdagangkan di pasar dunia;
·
Lingkungan
teknologi.
Teknologi diciptakan telah sangat mengubah lingkungan bisnis, tetapi hanya sedikit perubahan teknologi yang mampu menyebabkan pengaruh menyeluruh dan bertahan lama pada bisnis sebagaimana timbulnya teknologi informasi seperti komputer, modem, telpon seluler, dan sebagainya. Hal yang paling penting di antara perkembangan-perkembangan teknologi ini dalah internet sebagi wujud digitalisasi, terutama era 4.0 menuju 5.0 menghantarkan teknologi informasi laju dengan pesat.
·
Lingkungan
persaingan.
Persaingan di antar bisnis makin ketat saat ini. beberapa perusahaan telah menemukan senjata untuk bersaing dengan memfokuskan diri pda kualitas. Tujuan dari banyak perusahaan adalah nihil cacat (zero defects)—tidak ada kesalahaan dalam membuat produk. Walaupun demikian, sekadar membuat produk berkualitas tinggi tidaklah cukup untuk menjadikan perusahaan mampu bersaing dalam pasar dunia. Perusahaan kini harus menawarkan produk berkualitas tinggi dan layanan prima pada harga berasing nilai.
·
Lingkungan
sosial. Demografi adalah penelitian statistik dari populasi manusia
berkaitan dengan jumlah, kepadatan, dan karakteristik-karakteristik, seperti
umur, ras, gender, dan pendapatan. Termasuk dengan bagaimana seseorang hidup,
di mana mereka tinggal, apa yang mereka beli, dan bagaimana mereka menghabiskan
waktunya. Lebih jauh lagi, pergeseran besar populasi membawa peluang-peluang
baru bagi beberapa perusahaan dan menurunnya peluang bagi sebagian perusahaan
lainnya.
·
Lingkungan
global. Lingkungan bisnis global sangat penting. Bagaimana dari perubahan
penting pada lingkungan dalam tahun-tahun ini adalah tumbuhnya persaingan
internasional dan meningkatnya perdagangan bebas antarbangsa. Dua hal yang
menyebabkan bertambahnya perdagangan adalah perbaikan transportasi dan
komunikasi. Perubahan-perubahan ini mencakup sistem distribusi yang lebih
efisien dan kemajuan-kemajuan komunikasi seperti internet. Perdagangan dunia
(globalisasi) telah sangat memperbaiki standar hidup di seuruh dunia.
4. Etika Bisnis Sebagai Nilai Organisasi dan Tanggung Jawab
Sosial Perusahaan
sebagai Dinamika Lingkungan
Etika bisnis merupakan cara untuk melakukan kegiatan bisnis yang mencakup seluruh aspek yang berkaitan
dengan individu, perusahaan dan masyarakat. Etika Bisnis dalam suatu perusahaan
dapat membentuk nilai, norma dan perilaku karyawan serta pimpinan dalam
membangun hubungan yang adil dan sehat dengan pelanggan atau mitra kerja,
pemegang saham dan masyarakat.
Perusahaan meyakini prinsip bisnis yang baik adalah bisnis
yang beretika, yakni bisnis dengan kinerja unggul dan berkesinambungan yang
dijalankan dengan mentaati kaidah- kaidah etika sejalan dengan hukum dan
peraturan yang berlaku.
Etika bisnis dapat menjadi standar dan pedoman bagi seluruh
karyawan termasuk manajemen dan menjadikannya sebagai pedoman untuk melaksanakan
pekerjaan sehari- hari dengan dilandasi moral yang luhur, jujur, transparan dan
sikap yang professional
Dalam
menciptakan etika bisnis, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain
adalah:
1.
Pengendalian diri
2. Pengembangan tanggung jawab social (social responsibility)
3.
Mempertahankan jati diri dan tidak mudah untuk terombang-ambing oleh pesatnya
perkembangan informasi dan teknologi
5.
Menerapkan konsep pembangunan berkelanjutan
4.
Menciptakan persaingan yang sehat
6.
Menghindari sifat 5K (Katabelece, Kongkalikong, Koneksi, Kolusi, dan Komisi)
7.
Mampu menyatakan yang benar itu benar
8.
Menumbuhkan sikap saling percaya antara golongan pengusaha kuat dan golongan
pengusaha ke bawah
9.
Konsekuen dan konsisten dengan aturan main yang telah disepakati bersama
10.
Menumbuhkembangkan kesadaran dan rasa memiliki terhadap apa yang telah
disepakati
11.
Perlu adanya sebagian etika bisnis yang dituangkan dalam suatu hokum positif
yang berupa peraturan perundang-undangan.
7.
Case Study
Di Indonesia sekarang ini lagi ramai-ramainya meningkatkan
standar pendidikan nasional. Berbagai program sudah dan akan dilandingkan.
Salah satunya peningkatan jumlah guru dan uang intensif (gaji) guru, baik yang
sudah PNS atau pun yang belum. Menurut Anda apakah profesi guru juga bisa
dikategorikan sebagai pebisnis atau bukan? Jelaskan alasannya!
B. Isu Mengelola Kebijakan Publik
1. Isu Publik Terkait Organisasi Bisnis
Isu public adalah sebuah kondisi
(isu) yang menjadi perhataian bersama suatu organisasi dan satu atau
lebih stakeholder perusahaan tersebut. Isu publik disebut juga isu sosial atau isu sosiopolitik. Isu ini mencakup hal yang
luas sering mempengaruhi perusahaan dan grupnya serta menjadi perhatian banyak
orang. Munculnya isu masyarakat baru
sering mengindikasikan bahwa . terdapat gap diantara apa
yang ingin perusahaan lakukan dan apa yang
diharapkan oleh stakeholder. Gap ini disebut oleh
Scholar sebagai performance-expectations gap atau gap antara prestasi dan harapan. Harapan
stakeholder merupakan campuran pendapat,
sikap dan kepercayaan orang-orang tentang perilaku bisnis
yang wajar..
Kegagalan untuk memahami keinginan stakeholder dan kegagalan respon yang tepat dari perusahaan akan meningkatkan
gap, semakin besar gapnya semakin besar pula reaksi stakeholder atau hilangnya kesempatan bisnis yang besar.
Munculnya isu publik dapat menjadi risiko dan peluang. Bisa menjadi risiko jika isu perusahaantidak dapat diantisipasi dan direncanakan secara efektif sehingga akan menjatuhkan perusahaan. Dan akan menjadi peluang
bias diselesaikan dengan baik. Isu publik berkembang ketika terjadi dua kondisi, yaitu harapan publik tinggi dan isu publik menjadi relevan terhadap bisnis.
Harapan masyarakat dapat meningkat saat orang-orang menganggap isu-isu yang ada denganserius,percaya bahwa perusahaanakan bertanggung jawab dan akan bekerja sama dengan stakeholder lain untuk membawa perubahan. Sebuah isu dapat sangat relevan jika kemungkinan pengaruhnyaterhadap perusahaan signifikan dan perusahaan memiliki kompetensi inti untuk mengatasinya.
Setiap perusahaan menghadapi berbagai isupublik. Beberapa terjadi dalam jangka panjang,beberapa terjadi secara spontan. Beberapa dapat diprediksi dan beberapa sangat tidak diharapkan.Beberapa perusahaan dapat merespon dengan baik, dan beberapa tidak.
Tiap-tiap perusahaan pasti menghadapi banyak isu publik. Beberapa muncul secara
tiba-tiba dimana isu publik kadang bisa diramalkan atau
bahkan muncul secara tidak terduga. Contoh isu-isu publik didalam perusahaan, yaitu seperti :
- Masalah perubahan iklim
- Masalah bonus dan upah
eksekutif
- Masalah social safety
- Masalah privacy
Untuk mengidentifikasi isu publik yang memerlukan tindakan dan perhatian suatu perusahaan
memerlukan suatu kerangka untuk mencari-cari dan mengevaluasi informasi
lingkungan.
·
Environmental Analysis
Merupakan analisis seorang manajer yang
menggunakan metode untuk mengumpulkan informasi tentang kecenderungan dan isu
eksternal sehingga mereka dapat mengembangkan suatu strategi organisasi dengan
memperkecil ancaman dan mengambil keuntungan dari kesempatan-kesempatan baru.
·
Environmental Intelligence
Merupakan pengadaan dan perolehan informasi dari
meneliti berbagai lingkungan yang memengaruhi organisasi. Pencarian environmental intelligence, yaitu melalui:
·
Customer Environment
Termasuk faktor demografi seperti jenis kelamin, umur, status perkawinan
dan faktor lainnya tentang pelanggan organisasi seperti nilai sosial.
·
Competitor Environment
Termasuk informasi pada jumlah dan kekuatan dari organisasi kompetitor.
·
Economic Environment
Meliputi informasi tentang biaya-biaya, harga, perdagangan internasional, dan corak yang lain
menyangkut lingkungan ekonomi.
·
Technological Environment
Meliputi pengembangan dari teknologi baru dan aplikasi mereka dalam
memengaruhi organisasi, pelanggan, dan kelompok stakeholder lainnya.
·
Social Environment
Meliputi bentuk-bentuk budaya, nilai, kepercayaan, konflik dan
kecenderungan diantara orang-orang di dalam
masyarakat dimana organisasi melakukan bisnis atau kekuatan melakukan bisnis.
·
Political Environment
Meliputi struktur, tindakan, dan proses dari semua
tingkat pemerintahan lokal, status, nasional, dan internasional.
·
Legal Environment
Meliputi hak paten, hak cipta, trademarks, dan pertimbangan hak milik
intelektual, seperti halnya penentang industri monopoli dan proteksionisme perdagangan serta
isu-isu kewajiban organisasi.
·
Geophysical Environment
Kesadaran yang dihubungkan menyangkut fisik, operasi dan fasilitas
organisasi, apakah menjadi pusat organisasi atau pusat distribusi dan
ketergantungan organisasi terhadap dampak pada sumber alam seperti mineral,
air, daratan dan udara.
·
Competitive Intelligence
Salah satu dari delapan lingkungan yang didiskusikan oleh Albrecht adalah pesaing lingkungan. Kondisi competitive intelligence berarti proses yang sistemik dan berkelanjutan dari kumpulan, analisis, dan pengelolaan informasi eksternal tentang pesaing organisasi yang dapat memengaruhi rencana, keputusan, dan operasi. Perolehan manfaat informasi dari organisasi dengan menolong dapat dimengerti dari apa yang dilakukan oleh perusahaan lain. Competitive intelligence mengizinkan manajer dalam perusahaan untuk membuat jarak informasi keputusan dari marketing, penelitian, dan pengembangan. “Selama waktu yang sulit, competitive intelligence yang baik dapat dijadikan faktor pembeda di pasar,” menurut Paul Meade, vice president dari perusahaan penelitian dan konsultan Best Practices. “Perusahaan yang secara sukses dapat mengumpulkan dan menganalisis informasi yang kompetitif, kemudian mengimplementasikan keputusan strategis yang berdasarkan analisis. Berbagai isu etika muncul pada pendapatan dan menggunakan competitive intelligence. Manajer bisnis harus menyadari isu-isu tersebut, sering mengklarifikasi di dalam organisasi kode etik. Pentingnya dari memperhatikan ketika mengumpulkan competitive intelligence tidak dapat dimengerti. Misalnya diceritakan kejadian pencurian file yang dilakukan oleh mekanik Ford untuk dapat dibawa ke tempat kerja baru di China. Hal tersebut merupakan pelanggaran hak paten sehingga mekanik di tahan di bandara saat akan melakukan perjalanan ke China.Seperti dalam cerita yang terindikasi usaha pencurian, nilai dari rahasia perdagangan atau informasi yang lain menjadi sangat penting bahwa bisnis atau karyawannya mungkin tergiur untuk menggunakan tindakan tidak etik atau tidak sah untuk mengumpulkan informasi (atau menyediakan informasi untuk pihak lain). Sebuah bisnis harus menyeimbangkan informasi yang diperoleh tentang pesaingnya dengan kebutuhan untuk memenuhi hukum yang applicable, domestik dan internasional dan untuk mengikuti standar professional keadilan dan kejujuran.
B. Manajemen isu kebijakan publik
bidang-bidang pekerjaan dalam organisasi bisnis
Perusahaan telah mengidentifikasi isu umum dan mendeteksi
perbedaaan antara harapan masyarakat dan praktiknya, apa langkah selanjutnya?
Perusahaan yang proaktif tidak menunggu suatu hal terjadi, mereka secara aktif
mengelola isu. Proses untuk mengerjakan disebut manajemen isu. Proses manajemen
isu adalah sebagai berikut:
Identifikasi Isu Analisis Isu Pilihan Ambil
Tindakan Mengevaluasi hasil
Identifikasi Isu
Identifikasi isu termasuk mengantisipasi munculnya permasalahan, kadang-kadang disebut isu horizon karena melihat baru saja melalui horizon seperti matahari pagi. Kadang-kadang manajer menjadi sadar terkait isu dengan hati-hati melacak media, pendapat ahli, pendapat aktivis, dan pengembangan legislatif untuk mengidentifikasi isu permasalahan ke publik. Organisasi sering menggunakan teknik pencarian data, analisis media, survei untuk melacak ide, tema, dan isu yang relevan yang menarik perhatian di seluruh dunia. Kadang-kadang, kesadaran isu dipaksa perusahaan dengan tuntutan atau protes aktivis yang memiliki pandangan kuat tentang kejadian tertentu.
Menganalisis Masalah
Setelah masalah diidentifikasi, implikasinya harus
dianalisis. Organisasi harus memahami bagaimana masalah mungkin berkembang, dan
bagaimana hal itu mungkin dapat memengaruhi mereka. Untuk setiap perusahaan,
konsekuensi dari masalah ini akan berbeda.
Bagaimana isu kesejahteraan hewan yang dihadapi McDonald
adalah kompleks. Di satu sisi, perusahaan khawatir tentang persepsi publik, dan
tidak ingin pelanggan untuk berpaling karena kekhawatiran tentang
mempertahankan standar untuk kualitas makanan dan menjaga agar harga tetap
stabil. Kompleksitas tambahan adalah bahwa McD tidak memelihara hewan sendiri
untuk disembelih, tapi mengandalkan jaringan pemasok daging, termasuk
perusahaan-perusahaan besar seperti Smithfield
Foods, Hormel Food, dan Cargill. Dalam rangka
untuk mempengaruhi perlakuan terhadap binatang, perlu untuk berkolaborasi
dengan perusahaan dalam rantai pasokan dan menggunakan pelajaran dari isu-isu
publik yang serupa sebelumnya.
Menghasilkan Pilihan
Masalah profil publik menunjukkan kepada manajer seberapa
besar masalah untuk organisasi, tetapi tidak memberitahu apa yang harus dilakukan. Langkah selanjutnya
dalam proses manajemen terdiri dari menghasilkan, mengevaluasi, dan memilih di
antara pilihan yang memungkinkan. Hal ini membutuhkan penilaian kompleks yang
menggabungkan pertimbangan etika, nama, dan reputasi organisasi yang baik dan
faktor non kuantitatif lainnya.
Memilih respon telah sesuai sering melibatkan proses kreatif yang mempertimbangkan berbagai alternatif dan menguji secara ketat untuk melihat bagaimana mereka bekerja dalam prakteknya.
Mengambil Tindakan
Setelah opsi dipilih, organisasi harus merancang dan melaksanakan tindakan nyatanya.
Evaluasi Hasil
Setelah sebuah organisasi telah menerapkan program
manajemen, setelah itu harus terus menilai hasil dan membuat penyesuaian jika
diperlukan. Banyak manajer melihat isu manajemen sebagai proses yang
berkelanjutan, bukan dari satu yang datang ke sebuah kesimpulan yang jelas.
Ketika bekerja dengan baik, proses manajemen isu terus
menerus seperti siklus yang kembali ke awal dan ulangi, menarik informasi lebih
lanjut, menghasilkan lebih banyak pilihan, dan meningkatkan respon programatik.
Itulah yang terjadi dengan keprihatinan atas perlakuan terhadap babi. McD telah
berkomitmen untuk mengatasi permasalahan tersebut dan tahu bahwa itu diperlukan
untuk memantau kemajuan yang dibuat dengan pemasok untuk sepenuhnya mengatasi
masalah publik yang muncul.
Isu manajemen kontemporer benar-benar dan interaktif proses, sebagai perusahaan yang berpikiran maju harus terus-menerus terlibat dalam dialog dengan para pemangku kepentingan mereka tentang masalah yang sedang terjadi, seperti yang telah McD alami. Tantangan baru dari Humanne Society memulai diskusi antara perwakilan perusahaan dan aktivis hak-hak binatang. Hasilnya, semua pihak telah belajar dari satu sama lain. Manajer tidak hanya harus menerapkan program, tetapi terus mentapkan tindakan mereka agar konsisten dengan praktek etika dan kelangsungan hidup jangka panjang.
Pengorganisasian untuk Masalah Manajemen Efektif
Siapa yang mengelola isu-isu publik? Apa departemen dan
orang-orang yang terlibat? Tidak ada jawaban sederhana untuk pertanyaan ini. Perusahaan
modern memiliki banyak Departemen-departemen batas-spanning. Bagian mana dari
organisasi ini dimobilisasi untuk mengatasi masalah yang muncul tertentu sering
tergantung pada sifat dari masalah itu sendiri. Sebagai contoh, jika masalah
ini memiliki implikasi bagi kebijakan atau pemerintah regultions publik, urusan
publik atau hubungan pemerintah departemen dapat mengambil peran kepemimpinan.
Jika masalah adalah salah satu lingkungan, yang departement keberlanjutan atau
lingkungan, healt dan keselamatan dapat mengambil peran ini. Beberapa
perusahaan menggabungkan kelipatan fungsi manajemen masalah di kantor hubungan
eksternal atau urusan perusahaan. Contoh berikut menggambarkan bagaimana satu
perusahaan telah diselenggarakan untuk berhasil muncul isu-isu publik.
Landasan untuk Public
Affairs melaporkan pada tahun
2011 bahwa 70% dari eksekutif bisnis mengatakan urusan publik sudah memainkan peran
strategis yang semakin penting atau sangat penting dalam perusahaan mereka, 14
persen mengatakan bahwa hal itu menjadi lebih penting meskipun pemotongan
anggaran perusahaan karena resesi, 80 persen melaporkan bahwa anggaran
perusahaan mereka untuk isu-isu publik telah meningkat atau tetap sama antara
tahun 2008 dan 2011.
Manajer yang mana yang paling mampu mengantisipasi dan
merespons secara efektif terhadap isu-isu publik? Keahlian apa yang diperlukan? Kepemimpinan (leadership) global yang
efektif pada isu-isu publik membutuhkan tiga kemampuan dasar.
·
Pemahaman konteks bisnis yang berubah: tren
lingkungan dan sosial yang memengaruhi perusahaan
.
·
Kemampuan untuk memimpin dalam menghadapi
kompleksitas. Banyak masalah yang para peneliti menemukan dikelilingi oleh
ambiguitas; untuk menyelesaikannya, pemimpin perlu menjadi fleksibel , kreatif
dan mempunyai keinginan belajar dari kesalahan mereka .
· Kemampuan terakhir adalah keterhubungan: kemampuan untuk terlibat dengan pemangku kepentingan eksternal dalam dialog dan kemitraan.
Keterlibatan Pemangku Kepentingan (Stakeholder Engagement)
Perusahaan yang secara aktif terlibat dengan para
pemangku kepentingan mengelola
berbagai isu lebih baik dari pada perusahaan yang lainnya.
Tahapan dalam Bisnis - Hubungan Stakeholder
Tahap hubungan bisnis ditandai sebagai tidak aktif (inactive),
reaktif (reactive), proaktif (proactive), dan interaktif (interactive), dengan
setiap tahap mewakili pendalaman hubungan.
Perusahaan maju seringkali dengan urutan ini dari satu tahap ke
tahap berikutnya; perusahaan lain tetap pada satu tahap atau yang lain, atau
bergerak mundur dalam urutan.
·
Perusahaan tidak aktif mengabaikan masalah hubungan stakeholder. Kepercayaan perusahaan ini sering salah, yaitu bahwa mereka dapat membuat
keputusan secara sepihak, tanpa mempertimbangkan dampaknya terhadap orang lain.
·
Perusahaan reaktif umumnya bertindak hanya ketika dipaksa untuk melakukannya,
dan kemudian dengan cara yang defensif.
·
Perusahaan proaktif berusaha untuk mengantisipasi masalah stakeholder.
Perusahaan-perusahaan ini menggunakan cara pemindaian lingkungan untuk
mengidentifikasi isu publik. Mereka sering memiliki departemen khusus, seperti
urusan publik, hubungan masyarakat, urusan konsumen, dan hubungan pemerintah
untuk mengelola hubungan stakeholder.
· Perusahaan interaktif yang artinya perusahaan secara aktif terlibat dengan para pemangku kepentingan dalam hubungan yang sedang berlangsung saling menghormati, keterbukaan, dan kepercayaan. Perusahaan dengan pendekatan ini mengakui bahwa hubungan stakeholder positif merupakan sumber nilai dan keunggulan kompetitif bagi perusahaan. Mereka tahu bahwa hubungan ini harus dipupuk dari waktu ke waktu.
Keterlibatan Stakeholder
(Drivers of Stakeholder Engagement )
Keterlibatan stakeholder pada intinya adalah hubungan. Partisipasi organisasi bisnis dan setidaknya satu organisasi pemangku kepentingan perlu untuk membentuk keterlibatan. Keterlibatan kemungkinan besar ketika kedua perusahaan dan pemangku kepentingan keduanya memiliki tujuan yang mendesak dan penting, motivasi untuk berpartisipasi, dan kapasitas organisasi untuk terlibat dengan satu sama lain. Ketiga unsur tersebut adalah sebagai berikut:
·
Tujuan (Goal)
Untuk keterlibatan stakeholder terjadi, baik bisnis dan pemangku
kepentingan harus memiliki masalah yang mereka ingin dipecahkan. Masalahnya
harus penting dan mendesak. Bisnis sering didorong untuk bertindak ketika
mengakui adanya perbedaan antara tindakan dan harapan masyarakat.
·
Motivasi
Kedua belah pihak juga harus termotivasi untuk bekerja dengan satu sama
lain untuk memecahkan masalah. Sebagai contoh, perusahaan dapat menyadari bahwa
kelompok stakeholder memiliki keahlian teknis untuk
membantu mengatasi masalah. Atau, perlu persetujuan stakeholder, karena pihak
berada dalam posisi untuk memengaruhi kebijakan, merusak reputasi perusahaan,
atau membawa gugatan. Para pemangku kepentingan menyadari bahwa cara terbaik
sebenarnya untuk membawa perubahan adalah untuk membantu perusahaan mengubah
perilakunya. Dengan kata lain, kedua belah pihak saling bergantung satu sama
lain untuk mencapai tujuan mereka; mereka tidak dapat mencapai tujuan mereka
sendiri .
·
Kapasitas organisasi (Organizational
Capacity )
Masing-masing pihak harus memiliki kapasitas organisasi untuk terlibat
yang lain dalam dialog yang produktif. Untuk bisnis, ini mungkin termasuk
dukungan dari top leadership dan urusan eksternal dana yang
memadai atau departemen sebanding dengan hubungan pelaporan untuk top executives. Hal ini juga
dapat mencakup proses manajemen isu yang memberikan kesempatan bagi para
pemimpin untuk mengidentifikasi dan merespon dengan cepat perubahan dalam
lingkungan eksternal. Singkatnya, keterlibatan yang paling mungkin terjadi di
mana kedua perusahaan dan pemangku kepentingan memandang masalah penting dan
mendesak, melihat satu sama lain sebagai penting untuk solusi, dan memiliki
kapasitas organisasi untuk berinteraksi dengan satu sama lain.
·
Making Engagement Work Effectively
Perusahaan sudah mengadakan percobaan dengan berbagai proses perikatan. Cakupan ini dari
informal ke formal dan dari interaksi satu ke
yang lainnya dalam hubungan institusi. Perserikatan boleh mengambil format dari suatu kelompok, individu atau kelompok kecil dari survei, keyperson
meeting atau dewan penasehat.
Proses perserikatan dapat mengambil banyak bentuk, tetapi sering melibatkan dialog dengan stakeholder. Seorang ahli teori manajemen telah menjelaskan bahwa dialog adalah “Seni pemikiran bersama-sama”. Pada dialog antar stakeholder, sebuah bisnis dan stakeholder tersebut datang bersamasama bertatap muka dan melakukan percakapan mengenai isu-isu yang menjadi perhatian public. Di dalam dialog tersebut, mereka mencoba untuk menguraikan minat inti dan perhatian mereka,menggambarkan suatu definisi yang umum yang menyangkut masalah, menemukan solusi inovatifuntuk keuntungan manual dan menetapkan prosedur dalam menerapkan solusi. Agar proses dialog berhasil maka proses tersebut memerlukan peserta yang menyatakan pandangan mereka secara penuh, mendengarkan secara hati-hati, menghormati orang lain dan membuka diri kepemikiran yang kreatifuntuk memecahkan suatu masalah.
·
Stakeholder Network
Dialogantara perusahaan tunggal dengan stakeholder seringkali tidak cukup untukmenunjukkan sebuah isuyangefektif.Kerjasama dalam menghadapipublik secara kolaborasidengan bisnis lain dan dengan organisasi terkait di dalam jaringan kerja sama antar stakeholder.
· The Benefit of Engagement
Interaksi dengan melibatkan stakeholder, apakah melalui dialog, jaringan-jaringan yang
membangun atau beberapa proses lain yang membawa sejumlah keuntungan yang potensial. Stakeholder di dalam organisasi membawa sejumlah kekuatan yang berbeda. Stakeholder sering beroperasi di dalam jaringan organisasi yang sangat berbeda dari milik perusahaan,saling berinteraksidengan memberikan perusahaan untuk bisa mengakses informasi di dalam jaringan ini. Stakeholdersering membawa pengalaman ilmiah atau teknis di dalam
area kerjanya. Ketika stakeholder setuju untuk bekerja sama di suatu perusahaan yang menerapkan suatu solusi yang disetujui, dan dapat menghasilkan hasil pekerjaan yang maksimal dalam pandangan masyarakat.
KASUS
Kasus Hak Kekayaan Intelektual Dalam Binis Teknologi Informasi
Hak Paten Aplikasi FaceTime, Apple Dituntut 3,92 Triliun Rupiah
Salah satu fitur unggulan Apple pada perangkat iOS dan Macintosh. Layaknya panggilan video pada umumnya, Apple lebih menawarkan jaminan kemanan pada saat berkomunikasi.Namun, dibalik fitur keamanan tersebut Apple harus berurusan dengan hukum. Seperti yang dilansir dari The Verge, Minggu(2/10/2016), perusahaan komunikasi VirnetX asal Negeri Paman Sam ini mengugat Apple ke pengadilan. VirnetX Holding Corp menuntut Apple atas hak paten yang terdapat pada aplikasi FaceTime, Bukan aplikasinya, namun paten keamanan yang terdapat pada aplikasi tersebut yang dipermasalahkan. Bahkan VirnetX telah melayangkan gugatan ke pengadilan di Amerika Serikat, tepatnya di Washington DC.
Tidak hanya itu, perusahaan tersebut menuntut Apple untuk membayar sekitar $302,4 juta atau berkisar 3,92 triliun Rupiah. VirnetX sendiri merupakan perusahaan teknologi dan komunikasi yang didirikan oleh sekelompok karyawan yang berasal dari Science Applications International Corp (SAIC). Perusahaan ini pun mengembangkan teknologi keamanan untuk agen-agen federal di Amerika Serikat. Namun kabarnya akhir-akhir ini pendapatan VirnetX berasal dari hak paten yang mereka miliki. Perusahaan ini pun pernah berhadapan dengan perusahaan ternama seperti Microsoft an Cisco, yang berakhir juga di meja hijau. Bukan kali pertama VirnetX berseteru dengan Apple, sebelumnya di tahun 2010 VernetX mengugat Apple atas empat hak paten. Kasus dimenangkan oleh VernetX dan Apple akhirnya membayar $368,2 juta atau berkisar 4,8 triliun Rupiah. Lalu Apple harus berhadapan lagi dengan VirnetX pada bulan Juli lalu, terkait paten pada aplikasi iMessage dan menuntut Apple dengan $625,6 juta. Namun hakim masih mempertimbangkan kasus tersebut
Sumber : Said Agil Ramadhan Hak Kekayaan Intelektual Dan Kasus Dalam Bisnis Teknologi Informasi, https://www.academia. edu/41604156/HAK_ KEKAYAAN_ INTELEKTUAL_DAN_KASUS_ DALAM_BISNIS_ TEKNOLOGI_INFORMASI
Analisa :
Hak Kekayaan Intelektual merupakan hak kebendaan atas Intelektualitas manusia karena dihasilkan dari hasil pemikirannya. Kekayaan Intelektual yang berarti suatu hak atas milik yang berada dalam ruang lingkup kehidupan teknologi, ilmu pengetahuan maupun seni dan sastra, pemilikannya bukan terhadap barangnya melainkan terhadap hasil kemampuan intelektual manusianya, diantaranya berupa idea Hak Kekayaan Intelektual yang diatur dalam berbagai peraturan perundang-undangan misal karya Cipta di dilindungi dengan UU Hak Cipta merupakan pelindungan baik hak moral maupuk hak ekonomi bagi perusahaan atau lembaga yang memiliki ide dalam karya ide merupakan pencegah bagi orang -orang yang berusaha untuk menjiplak atau meniru ide yang dimiliki suatu perusahaan tanpa ijin pemeilik hak. Seperti contoh yang ada, perusahaan atau lembaga yang sengaja melanggar akan mendapat hukuman sesuai dengan tuntutan pemilik Hak Kekayaan Intelektual baik melalui litigasi/peradilan maupun atau non litigasi/non peradilan.
Daftar PustakaKA BISNIS
isu publik dan stakeholder)
1.
Anonim, Bisnis dsn
lingkungan Bisnis http:// digilib. uinsgd.ac.id/5470/1
/naskah%20Bisnis%20dan%20Lingkungan.pdf
2.
David Campbell and Tom Craig. Organizations and the
Business Environment , Second Edition. Elsevier. 2005
3.
RMK, Mengelola hubungan isu publik dan stakeholder March, 2016, http://dedique-channel.blogspot.com/2016/03/etika-bisnis-mengelola-hubungan-isu.html?m=1
4.
Said Agil Ramadhan Hak Kekayaan Intelektual Dan Kasus Dalam
Bisnis Teknologi Informasi, https://www.academia. edu/41604156/HAK_ KEKAYAAN_ INTELEKTUAL_DAN_KASUS_DALAM_BISNIS_TEKNOLOGI_INFORMASI
CREDIT FILE : NIJAR KURNIA ROMDONI, S.E.
KLIK LINK INI UNTUK MENDOWNLOAD FILE.
PASSWORD: organisasibisnis.FM
Post a Comment