Resensi Buku Surat Kecil dari Surga - Kirana Kejora


Judul : Surat Kecil dari Surga
Penulis : Kirana Kejora
Penerbit : HI-FEST Production
Tahun terbit : 2017
Tebal :192 Halaman; 13 x 19 cm
Resensi oleh : Nabila Azzahra

Sebuah Ujian
Kirana Kejora adalah seorang penulis hebat yang lahir di Ngawi 2 Februari 1972, beliau adalah Tokoh Inspiratif Sidoarjo 2013. Novel novel karyanya itu selalu menjadi best seller, ada juga yang diangkat ke layar lebar, dan bahkan masuk ke dalam  beberapa nominasi best Film. Kirana kejora adalah penulis yang sangat berbakat, bukan hanya berkarya menghasilkan novel, tapi jemarinya lihai menulis segala hal,buktinya adalah karya-karyanya berupa artikel, cerpen, dan puisi dimuat diberbagai media cetak. Genre pada novel yang ia tulis sering kali bisa memotivasi para pembacanya, novelnya pun tidak hanya menyebar di dalam negeri saja, tetapi sampai ke luar negeri seperti Malaysia, Hongkong, Singapore, Thailand, Jepang, Yaman, Amerika Serikat, Kanada, Australia, Inggris dan Belanda.

Buku novel yang akan saya resensi kali ini adalah novel karya Kirana Kejora yang berjudul Surat Kecil dari Surga, novel ini telah berhasil terbaca di 11 negara, diantaranya Malaysia, Hongkong, Singapore, Thailand, Jepang, Yaman, Amerika Serikat, Kanada, Australia, Inggris dan Belanda. Novel fiksi ini memiliki peran utama sebuah keluarga kecil, yaitu Hanum seorang wanita yang bisa dibilang yatim piyatu, Agung seorang pria dari keluarga terpandang, dan Bintang maharani seorang anak kecil yang tak lain adalalah buah hati dari Hanum dan Agung. Mereka adalah keluarga kecil yang memiliki banyak cobaan dalam melawati hari-harinya.

Kisah dalam novel ini dimulai dari dua anak perempuan yang tinggal di panti asuhan, mereka adalah Wanda dan Hanum. Wanda tinggal di panti asuhan bersama ibunya yang bekerja sebagai PSK, sebenarnya pekerjaan itu sama sekali tidak diinginkan ibu wanda, tetapi keadaanlah yang memaksanya bekerja seperti itu, ia harus membiayai hidupnya dan anaknya tercinta. Sedangkan Hanum, ia adalah anak yantim piyatu, ia sendiri tidak tahu siapa ibu dan ayahnya karena sejak ia tinggal di panti asuhan ia hanya tahu bahwa ia sudah tidak memiliki ayah dan ibu. Hanum adalah teman setia Wanda.

Setelah mereka cukup dewasa, Wanda dan ibunya serta Hanum keluar dari panti asuhan, mereka hidup masing-masing. Hanum bekerja sebagai pelayan di kafe, sedangkan wanda dan ibunya pergi untuk hidup di desa. Selama Hanum bekerja menjadi pelayan kafe, ia selalu memperhatikan laki-laki yang sering mampir ke kafe tempatnya ia bekerja, lama lama ia jatuh cinta kepada laki-laki tersebut. Laki-laki itu bernama Agung, berasal dari keluarga kaya raya dan terpandang. Hanum dan Agung semakin hari semakin dekat dan pada suatu hari mereka menikah, Hanum bahagia karena ia menikah dengan laki-laki yang ia cintai tetapi dalam pernikahan itu tidak ada restu dari kedua orang tua Agung karena orang tuanya telah menjodohkan anaknya dengan wanita yang menurut mereka lebih baik dari Hanum. Orang tua Agung itu khawatir pada masa depan anaknya, sebab itu mereka menjodohkan Agung, namun agung tidak mendengarkan perkataan orang tuanya, ia tetap dijalur pendapatnya.

Setelah menikah, mereka dikaruniai seorang anak yang diberi nama Bintang Maharani, bahagianya mereka setelah menikah dengan orang yang benar-benar dicintai, kini memiliki seorang anak. Mereka akhirnya bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan keluarganya, Hanum membuat usaha ketring dan bekerja juga sebagai penjahit sedangkan Agung bekerja serabutan namun ia memiliki gajih yang cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Lama kelamaan pekerjaan mereka meredup dan akhirnya Penyakit Agung kambuh, namun sebelumnya ia tak pernah berbicara soal ini kepada istrinya itu. Ternyata saat ia remaja, Agung adalah pengguna narkoba dan menggunakan jarum suntik secara bergantian dengan temannya, maka dari itu Agung terkena virus mematikan dan akhirnya meninggal dunia ketika Bintang berusia 5 tahun.

Kelebihan dari novel ini, yaitu ceritanya yang dapat dimengerti oleh pembaca membuat pembaca senang mengikuti alurnya, bahasanya pun tidak terlalu sulit bagi orang awam yang membacanya, cover bukunya juga pas dengan isi ceritanya. Novel ini tidak memiliki banyak kekurangan hanya saja terdapat majas personifikasi yang mungkin ada sebagian orang menjadi tidak mengerti.

Novel ini dapat dibaca oleh semua orang, mengandung pesan moral, dan motivasi bagi si pembaca. Ada pelajaran yang dapat kita ambil dari kisah ini, sesuatu yang diperbuat aka nada akibatnya dikemudian hari, karena sebab pasti aka nada akibat. Hidup adalah sebuah pilihan ketika hanya keluhan yang ada, maka hanya mati pilihannya.

Post a Comment

Previous Post Next Post