Resensi Buku Sekotak Cinta untuk Sakina - Irma Irawati


Judul : Sekotak Cinta untuk Sakina 
Penulis : Irma Irawati
Penerbit : Buana Ilmu Populer
Tahun terbit : 2016
Tebal : 135 halaman ;  1 cm
Resensi oleh : Nabila Azzahra

Mahkota Bertabur Cahaya
Pendidikan memanglah penting bagi setiap anak terlebih pendidikan adalah sebuah jembatan yang menyokong kita menuju kesuksesan. Tak sedikit orang yang mengabaikan hal tersebut, di negeri ini masih banyak anak yang putus sekolah dengan alasan yang bervariasi. Ada yang beralasan tidak mau berlama-lama membuang waktu, bahkan ada alasan jika orang tua tidak mengizinkan untuk bersekolah, entah karena biaya atau ada kendala lainnya. Pernah saya membaca novel Andrea Hirata dengan judul Padang Bulan. Di sana mengisahkan keluarga kecil yang miskin namun orang tuanya sangat mendukung anaknya untuk bersekolah hingga ayahnya membelikan kamus 1 miliar. Lalu bagaimana dengan Sakina yang sedih karena keputusan mamanya yang tiba-tiba memasukkan sakina ke pondok pesantren putri. Menurutnya, dia tidak akan tahan tinggal di tempat sepi dan tak mempunyai fasilitas lengkap seperti sekolah di kota. Sakina juga harus tinggal berjauhan dengan mama dan papanya. Namun, pertemuannya dengan seorang gadis kecil bernama Lana dan datangnya sebuah kotak misterius membuatnya bimbang. Akankah  Sakina memutuskan untuk kembali pulang?
Dalam novel Sekotak Cinta untuk Sakina, yang menjadi tokoh utama yang pastinya adalah Sakina, seorang gadis kecil yang masih duduk dibanggu SD. Novel ini mengambil latar tempat di Pondok Pesantren Putri Halimah Sa’diyah Bandung Islamic Boarding School.

Sakina merupakan gadis kecil yang lucu dan menggemaskan biasanya ia selalu riang tak pernah marah pada siapapun. Berbeda dengan saat ini, ia diam dan murung sepanjang hari karena mama Sakina mengatakan bahwa ia akan dipindakhan ke Pondok Pesantren, ia takut jika harus jauh dengan mama dan papanya serta adiknya yang menggemaskan, Allegra. Dua hari kemudian Sakina telah ada di Pondok Pesantren itu, sebenarnya dia mempunyai banyak teman disana hanya saja Sakina tidak memperdulikannya karena ia sudah menanamkan suggest bahwa ia tidak akan betah tinggal di Pondok Pesantren ini. beberapa hari kemdian Sakina ulang tahun dan ia mendapat sebuah kotak bertuliskan Sekotak cinta untuk sakina, ia dapat dari teman temannya di Pondok. Terharu, mungkin itu yang menggambarkan bagaimana suasana hati gadis kecil itu karena ia tak pernah mendapat kejutan dari teman-teman, hal itu juga yang membuat Sakina akhirnya sedikit menyukai Pondok Pesantren.

Di Pondok Pesantren Putri Halimah Sa’diyah Bandung Islamic Boarding School setiap santri harus memiliki hewan peliharaan, mulai dari kucing, kambing, ayam, dan lain sebagainya. Sakina memilih untuk memelihara seekor ayam jago dan ia beri nama Si Blorok. Si Blorok sering ber kokok pada dini hari, membangunkan para santri untuk melaksanakan tahajud.

Sakina sudah sangat betah tinggal di Pondok Pesantren Putri Halimah Sa’diyah Bandung Islamic Boarding School karena teman-temannya yang sangat menyayanginya dan pengurus pondok yang begitu baik pada semua santri. Suatu hari Sakina terkena flu dan akhirya Sakina dibawa ke klinik kesehatan yang ada di Pondok, di sana Sakina melihat ada gadis kecil dengan kulit berwarna gelap, bermata besar, dan berambut keriting. Gadis kecil itu bernama Lana. Lana berasal dari Flores, ia adalah anak yatim piatu dia bertekad untuk menghafalkan 30 juz ayat Al-Qur’an agar Lana bias memberikan mahkota bertabur cahaya kepada ayah dan ibunya di Surga. Melihat semangat Lana, Sakina menjadi sangat bangga pada Lana dan Sakina juga termotivasi oleh tekad Lana. Setelah Sakina naik kelas ia di jemput oleh orang tuanya untuk kembali namun Sakina berkata pada mamanya bahwa setelah liburan nanti, ia ingin kembali ke Pondok untuk menuntut ilmu dalam suka dan duka serta belajar di bawah naungan Al-Qur’an.

Keunggulan dari novel ini yaitu, bahasanya mudah dipahami oleh masyarakat awam terutama anak kecil jadi mereka bias termotivasi oleh pesan tersirat dari cerita dalam novel ini. Cover nya pun cantik berwarna pink, membuat anak-anak tertarik untuk membacanya. Kisah yang diangkat dari novel ini sangat memotivasi anak-anak agar lebih giat menuntut ilmu. 

Kekurangan novel ini hanya satu, yaitu masih banyak kosa kata asing yang bias saja anak-anak atau masyarakat awam tidak mengetahui apa itu artinya, seharusnya di bagian bawah halaman diberi keterangan arti dari kata asing tersebut.

Novel ini sangat cocok untuk dibaca oleh anak-anak , karena novel ini mengandung banyak pembelajaran dan motivasi untuk tetap semangat dalam menuntut ilmu.


Post a Comment

Previous Post Next Post