Judul : Mariposa
Penulis : Luluk H.F
Penerbit : Coconut Books
Tahun terbit : 2018
Tebal : 482 Halaman ; 3 cm
Resensi oleh : Nabila Azzahra
Tergapai
Kupu-kupu merupakan lambang kecantikan, banyak orang yang tertarik pada serangga indah tersebut sehingga tak sedikit orang yang mengejarnya namun tak banyak orang yang dapat menggapainya. Dan saya pun teringat dengan film miniseri berjudul Magic Tumbler yang disutradarai oleh Rievy Indriasari, yang mengisahkan seorang wanita berpenampilan seperti kutu buku dengan kacamata bulat dan besar serta rambut diikat dua. Wanita itu mencintai laki-laki tampan dan ia selalu berharap untuk bisa bersama dengan laki-laki itu, namun wanita itu tidak berjuang sendiri, ia di bantu oleh jin dari tumbler yang ia beli, jin itu bernama Joni. Cerita pada film tersebut hampir sama dengan novel yang saya baca, yaitu novel Mariposa. Bagaimana kisah Acha ? gadis manis yang selalu mengejar cinta Iqbal yang selalu menghindar, seperti kupu-kupu yang terkejar namun tak tergapai.
Dalam novel Mariposa yang menjadi tokoh utama, yaitu seorang gadis manis Natasha Kay Loovi sering disapa Acha dan pria dingin seperti kutub utara Iqbal Guanna Freedy sering disapa Iqbal. Tidak hanya mereka berdua yang ada pada novel ini, ada Glen dan Rian yang menjadi sahabat si kutub utara, ya siapa lagi kalau bukan Iqbal, serta ada Amanda yang menjadi sahabat Acha.
Novel ini menceritakan seorang gadis manis bernama Acha yang rela pindah sekolah dengan alasan ingin satu sekolah dengan laki-laki yang pernah satu camp Olimpiade dengannya, yang katanya menjadi cinta pertamanya, ya siapa lagi kalau bukan Iqbal. Acha tak henti-hentinya meminta nomor handphone milik Iqbal, walaupun sering kali diabaikan oleh Iqbal, Acha berhasil mendapatkan nomor Iqbal dari Glen dan Rian. Amanda pun yang menjadi sahabat Acha sudah habis stok untuk menasehatinya, hingga akhirnya Amanda pun memberikan solusi pada Acha yang tetap teguh pada harapannya, yaitu mendapatkan hati Iqbal.
Solusi Amanda akhirnya dijalankan oleh Acha, yaitu menjauhi Iqbal selama 7 hari. Sebenarnya solusi itu bukan hal yang mudah bagi Acha, karena ujarnya sehari tanpa mengganggu Iqbal itu hidupnya seperti sebuah kehampaan, baru 3 hari ia jalankan misinya namun saat hari ke-4 ia gagal karena tak tahan menjauhi Iqbal. Padahal Iqbal sudah mulai mau berbicara dengannya tapi misinya malah ia gagalkan. Namun lama kelamaan Iqbal merasakan hal yang tak wajar jika dekat dengan Acha, ia mulai menyukai gadis itu namun Iqbal tak mau mengakuinya. Saat Acha, Iqbal dan Dino di Malang untuk melaksanakan Olimpiade, Iqbal terlihat sangat perhatian pada Acha yang sering kelelahan.
Sepulang dari Malang dengan kemenangan, Iqbal semakin bingung dengan apa yang ia rasakan terhadap Acha. Acha selalu bertanya pada Iqbal tentang perasaannya pada Acha, walaupun sudah sering Iqbal berkata bahwa ia tak menyukai Acha sama sekali, tapi Acha tidak putus asa untuk tetap bertanya hal yang sama pada iqbal.
Lalu suatu hari Juna si ketua osis SMA Arwana menembak Acha untuk menjadi pacarnya, mendengar kabar tersebut Iqbal yang semula tidak ingin jujur dengan perasaannya pada Acha pun berkata pada Acha untuk tidak menerima Juna sebagai kekasihnya. Acha bingung dengan apa yang dikatakan oleh Iqbal, dan akhirnya Acha menolah Juna.
Setelah kejadian itu akhirnya Iqbal mengakui bahwa ia telah menyukai Acha dan mereka berpacaran, namun tetap saja sifat dinginnya pada Acha tak pernah hilang. Tak terasa mereka akan lulus, Iqbal ingin melanjutkan studynya di luar negeri, namun Acha sedih jika benar itu terjadi. Suatu hari ayah Iqbal masuk rumah sakit dan dokter yang menangani ayah Iqbal itu sangat ramah sehingga Iqbal bertanya banyak tentang kedokteran dan ia mengurungkan niat melanjutkan study di luar negeri. Iqbal mengambil kedokteran, Acha yang mengetahui hal itupun akhirnya bisa bernafas lega, Iqbal tidak akan meningalkannya. Namun sayang, Iqbal tidak lulus mengikuti SNMPTN tetapi ia tak putus asa. Setelah kelulusan, mereka merayakan moment itu dengan berlibur bersama dengan sahabat sahabat mereka yang kompak. Acha dan Iqbal begitu bahagia karena dapat bersatu setelah melewati banyak hal.
Keunggulan novel karya Luluk H.F ini yaitu, bahasanya yang ringan dan mudah dimengerti oleh pembaca, mampu menghidupkan imajinasi. Novel ini pun tidak hanya mengangkat kisah romance atau fiksi remaja saja, namun ada unsur pendidikannya dan dapat memotivasi remaja untuk tetap belajar dengan rajin untuk bisa mendapat prestasi.
Kekurangan novel ini hanya satu, yaitu terletak pada cover. Menurut saya covernya kurang menarik, desain gambarnya sudah pas, namun warnanya kurang menarik.
Novel ini sangat cocok dibaca oleh remaja, karena dapat menambah pembelajaran dan motivasi untuk tetap berprestasi.
Post a Comment