Metode Fragmentasi Dalam Konsep Basis Data Terdistribusi

Image from https://www.pexels.com/@ketut-subiyanto

Fragmentasi Data merupakan sebuah proses pembagian atau pemetaan database dimana database dipecah-pecah berdasarkan kolom dan baris yang kemudian disimpan didalam site atau unit komputer yang berbeda dalam suatu jaringan data, sehingga memungkinkan untuk pengambilan keputusan terhadap data yang telah terbagi. Data yang telah dipecah-pecah masih memungkinkan untuk digabungkan lagi dengan maksud untuk kelengkapan pendataan.

Dalam melakukan fragmentasi, data harus memenuhi beberapa kondisi agar proses fragmen tersebut benar, diantaranya:

  • Completeness, sebuah unit data yang masih dalam bagian dari relasi utama, maka data harus berada dalam satu fragmen. Ketika ada relasi, pembagian datanya harus menjadi satu kesatuan dengan relasinya.
  • Reconstruction, sebuah relasi asli dapat dibuat kembali atau digabungkan kembali dari sebuah fragmen. Ketika telah dipecah-pecah, data masih memungkinkan untuk digabungkan kembali dengan tidak mengubah struktur data.
  • Disjointness, data didalam fragmen tidak boleh diikutkan dalam fragmen lain agar tidak terjadi redundancy data, kecuali untuk atribut primary key dalam fragmentasi vertikal.

Adapun aturan untuk pelaksanaan fragmentasi:

  • Fragmen dibentuk dari predikat yang telah dipilih & diasosiasikan dg transaksi yang terdapat dalam database. Predikat secara spesifik mencantumkan nilai atribut yang digunakan dalam format conjuctive (AND) dan disjunctive (OR) yang digunakan untuk memilih command, dan kolom (record) yang berisi nilai yang sama dengan format fragment.
  • Fragment harus terpisah dan gabungan dari fragment-fragment tersebut harus terdiri atas keseluruhan fragment. Fragment yang mendahului akan menjadi lebih sulit untuk dianalisis dan diimplementasikan.
  • Fragment terbesar adalah keseluruhan tabel, fragment terkecil merupakan sebuah record. Fragment harus didesain sedemikian rupa untuk memelihara keseimbangan diantara perbedaan ini.

Fragmentasi dibagi menjadi 2 cara:

2. Fragmentasi Horizontal

Terdiri dari tuple dari fragment global yang kemudian dipecah-pecah atau disekat menjadi beberapa sub-sets. Penyekatan tipe ini sangat berguna didalam database terdistribusi, dimana setiap sub-sets dapat berisi data yang memiliki properti secara umum. Fragmentasi horizontal didefinisikan menurut sebuah kondisi atau predikat yang menyatakan bahwa tupel yang ada telah mencukupi.

Berikut ini adalah bentuk fragmentasi horizontal dari sebuah tabel:

Tabel pertama adalah tabel utuh yang menampung seluruh data.

Tabel kedua adalah fragmen dari tabel pertama dengan kriteria Branch-name – Hillside.

Dan tabel ketiga adalah fragmen lain dari tabel pertama dengan kriteria Branch-name - Valleyview

2. Fragmentasi Vertikal

Yaitu fragmentasi yang akan membagi lagi atribut-atribut dari fragment global yang tersedia menjadi beberapa grup. Bentuk yang paling simple dari fragmentasi vertical adalah dekomposisi, dimana sebuah row-id yang unik dapat disertakan dalam setiap fragment untuk menjamin dan memungkinkan terjadinya proses rekonstruksi melalui sebuah operasi join. Dengan kata lain bahwa fragmentasi jenis ini akan membagi sebuah data menjadi beberapa tabel yang atributnya saling terkait.

Berikut ini adalah bentuk fragmentasi vertikal dari sebuah tabel:

Tabel pertama adalah tabel utuh yang menampung seluruh data.

Tabel kedua dan ketiga adalah fragmen dari tabel pertama dengan pembagian berdasarkan Tuple-id


Download Modul Lengkapnya DISINI.

Post a Comment

Previous Post Next Post