Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik. Proses pembelajaran dialami sepanjang hayat seorang manusia serta dapat berlaku di manapun dan kapanpun.
Pembelajaran mempunyai pengertian yang mirip dengan pengajaran, namun mempunyai arti yang berbeda. Pengajaran memberi kesan hanya sebagai pekerjaan satu pihak, yaitu pekerjaan pendidik saja. Pendidik berceramah sedangkan peserta didik hanya sebagai pendengar sehingga interaksi antara pendidik dengan peserta didik dalam proses pengajaran masih belum maksimal.
Pembelajaran yang baik harus ada interaksi antara pendidik dengan peserta didik. Untuk memperoleh pembelajaran yang baik sehingga terjadi interaksi berupa tanya jawabantara pendidik maupun peserta didik membutuhkan suatu alat bantu pembelajaran berupa media pembelajaran yang dapat meningkatkan minat dan motivasi belajar peserta didik dalam proses pembelajaran dan dapat mempermudah pendidik dalam menyampaikan materi pembelajaran maupun saat ingin mengilustrasikan cara kerja maupun ilustrasi yang lainnya.
Prinsip Pembelajaran
1. Perhatian dan Motivasi
Perhatian mempunyai peranan yang penting dalam kegiatan belajar. Dari kajian belajar pengolahan informasi terungkap bahwa tanpa adanya perhatian tak mungkin terjadi belajar. Perhatian terhadap pelajaran akan timbul pada peserta didik apabila bahan pelajaran sesuai dengan kebutuhannya. Disamping perhatian, motivasi mempunyai peranan penting dalam kegiatan belajar. Motivasi adalah tenaga yang menggerakkan dan mengarahkan aktivitas seseorang.
Motivasi mempunyai kaitan yang erat dengan minat. peserta didik yang memiliki minat terhadap sesuatu materi belajar tertentu cenderung tertarik perhatiannya dan dengan demikian timbul motivasinya untuk mempelajari materi pembelajaran tersebut. Motivasi dapat bersifat internal maupun eksternal.
2. Keaktifan
Peserta didik mempunyai dorongan untuk berbuat sesuatu, mempunyai kemauan dan aspirasinnya sendiri, pendidik hanya sebagai pembimbing dan pengarah Belajar tidak bisa dipaksakan oleh orang lain dan juga tidak bisa dilimpahkan kepada orang lain. Belajar hanya mungkin terjadi apabila peserta didik aktif mengalami sendiri.
Menurut teori kognitif, belajar menunjukkan adanya jiwa yang aktif, jiwa mengolah informasi yang kita terima, tidak hanya menyimpan saja tanpa mengadakan tansformasi. Menurut teori ini peserta didik memiliki sifat aktif, konstruktif, dan mampu merencanakan sesuatu. Peserta didik mampu mencari, menemukan dan menggunakan pengetahuan yang telah diperolehnya.
3. Keterlibatan Langsung/Berpengalaman
Belajar adalah mengalami, belajar tidak bisa dilimpahkan kepada orang lain. Dalam belajar melalui pengalaman langsung peserta didik yang tidak hanya mengamati secara langsung tetapi ia harus menghayati, terlibat langsung dalam perbuatan, dan bertanggung jawab terhadap hasilnya. Sebagai contoh seseorang yang belajar membuat tempe yang paling baik apabila ia terlibat secara langsung dalam pembuatan, bukan hanya melihat bagaimana orang membuat tempe, apalagi hanya mendengar cerita bagaimana cara pembuatan tempe. Pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang menyediakan kesempatan belajar sendiri atau melakukan aktivitas sendiri. Dalam konteks ini, peserta didik belajar sambil bekerja, karena dengan bekerja mereka memperoleh pengetahuan, pemahaman
4. Pengulangan
Pada teori Psikologi Asosiasi atau Koneksionisme mengungkapkan bahwa belajar ialah pembentukan hubungan antara stimulus dan respons, dan pengulangan terhadap pengalaman-pengalaman itu memperbesar peluang timbulnya respons benar. Pengulangan dalam belajar akan melatih daya-daya yang ada pada manusia yang terdiri atas daya mengamati, menanggapi, mengingat, mengkhayal, merasakan, hingga berfikir yang akan membuat daya-daya tersebut berkembang.
5. Tantangan
Agar pada diri peserta didik timbul motif yang kuat untuk mengatasi hambatan dengan baik, maka materi pelajaran harus menantang. Tantangan yang dihadapi dalam materi belajar membuat peserta didik bersemangat untuk mengatasinya. Materi pelajaran yang baru yang banyak mengandung masalah yang perlu dipecahkan membuat peserta didik tertantang untuk mempelajarinya.
6. Balikan atau Penguatan
Peserta didik belajar sungguh-sungguh dan mendapatkan nilai yang baik dalam ulangan. Nilai yang baik itu mendorong peserta didik untuk belajar lebih giat lagi. Nilai yang baik dapat merupakan operant conditioning atau penguatan positif. Sebaliknya, peserta didik yang mendapatkan nilai yang jelek pada waktu ulangan akan merasa takut tidak naik level, karena takut tidak naik level ia terdorong untuk belajar lebih giat. Inilah yang disebut penguatan negatif.
7. Perbedaan Indiviual
Peserta didik yang merupakan individual yang unik artinya tidak ada dua orang peserta didik yang sama persis, tiap peserta didik memiliki perbedaan yang khas satu dengan yang lainnya., seperti perbedaan intelegensi, minat bakat, hobi, tingkah laku maupun sikap, mereka berbeda pula dalam hal latar belakang kebudayaan, sosial, ekonomi dan keadaan orang tuanya. Perbedaan individu ini berpengaruh pada cara dan hasil belajar peserta didik. pndidik harus memahami perbedaan peserta didik secara individu, agar dapat melayani pendidikan yang sesuai dengan perbedaannya itu.
Fungsi Pembelajaran
1. Adanya transformasi pengetahuan dan keterampilan.
2. Adanya interaksi antara pendidik dan peserta didik.
3. Peserta didik dapat belajar secara langsung.
4. Perubahan pengetahuan dan sikap peserta didik dapat diketahui ecara langsung oleh pendidik.
5. Pembimbingan terus dilakukan bagi semua peserta didik.
Manfaat Pembelajaran
1. Meningkatkan kemampuan peserta didik menyelesaikan berbagai masalah yang dihadapinya;
2. Terjadinya internalisasi dan operasionalisasi faktor-faktor motivasional;
3. Timbulnya dorongan dalam diri peserta didik untuk terus meningkatkan kemampuan kerjanya;
4. Peningkatan kemampuan peserta didik untuk mengatasi stress, frustasi dan konflik yang pada gilirannya memperbesar rasa percaya pada diri sendiri;
5. Tersedianya informasi tentang berbagai program yang dapat dimanfaatkan oleh peseerta didik dalam rangka pertumbuhan masing-masing secara teknikal dan intelektual;
6. Meningkatkan kepuasan kerja;
7. Semakin besarnya pengakuan atas kemampuan seseorang;
8. Makin besarnya tekad peserta didik untuk lebih mandiri; dan
9. Mengurangi ketakutan menghadapi tugas-tugas baru di masa depan.
Post a Comment