Metode Pengukuran Kinerja dalam Akuntansi Pertanggungjawaban (Responsibility Accounting)

Image from https://pixabay.com/users/stevepb-282134/

Metode pengukuran kinerja merupakan satu hal yang penting dalam proses perencanaan dan pengawasan. Melalui pengukuran perusahaan dapat memilih strategi dan struktur keuangannya dan menemukan phase out terhadap unit-unit bisnis yang tidak produktif. Selama ini belum dirasakan adanya suatu metode penilaian yang secara akurat dan komprehensif mampu memberikan penilaian secara wajar atas kondisi suatu perusahaan. Ditengah kekurangan alat ukur untuk menilai kinerja operasional, beberapa metode yang dapat dipergunakan antara lain:

LINK DOWNLOAD FILE ADA DI AKHIR POSTINGAN

a. Analisa Rasio

b. Anggaran

c. Balance Scorecard

d. Economic Value Added (EVA)

e. Benchmarking.

Pembebanan Tanggung Jawab Biaya Dalam Sistem Akuntansi Pertangungjawaban Tradisional Proses penyusunan anggaran selalu menghadapi masalah penentuan wewenang manager atau suatu biaya. Dalam menentukan terkendalikan atau tidaknya suatu biaya, dicerminkan melalui biaya yang dikeluarkan ataukah melalui sumber daya yang dikonsumsi sebagai contoh adalah biaya Departemen Listrik yang dinikmati manfaatnya oleh departemen produksi dan departemen lainnya dalam perusahaan. Jika terkendalinya biaya didasarkan pada sumber daya yang dikonsumsi, maka manager departemen produksi dan departemen lain sebagai konsumen sumber daya listrik dibebani tanggungjawab atas terjadinya biaya listrik tersebut, sedangkan jika terkendalinya biaya didasarkan atas biaya yang dikeluarkan maka manager departemen listrik dibebani tanggungjawab sepenuhnya terhadap biaya listrik tersebut. Berikut ialah contoh dari pengaplikasiann pembebanan tanggung jawab dalam biaya listrik:

a. Metode I Pembebanan berdasarkan kapasitas pelayanan

Dalam metode pembebanan tanggung jawab ini,biaya departemen listrik dibebankan berdasarkan kapasitas untuk memenuhi kebutuhan pokok departemen pemakai. Dengan cara pembebanan ini, departemen pemakai dibebani biaya departemen penghasil jasa berdasarkan proporsi kapasitas yang disediakan oleh departemen penghasil jasa untuk memenuhi kebutuhan pokok departemen pemakai. Dengan cara ini departemen pemakai akan dibebani dengan biaya yang tidak terkendalikan oleh mereka, karena biaya yang diterima oleh departemen pemakai dari alokasi akan sama, tidak peduli apakah departemen pemakai menggunakan atau tidak menggunakan jasa departemen penghasil jasa.

b. Metode 2 Pembebanan berdasarkan Kapasitas Pelayanan dan Pemakaian

Dalam Metode ini, biaya departemen listrik dibebani tanggung jawab dengan 2 cara:

1. Biaya Tetap dibebankan berdasarkan kapasitas untuk memenuhi kebutuhan pokok Departemen pemakai

2. Biaya Variabel dibebankan berdasarkan pemakaian jasa oleh Departemen Pemakai.

Dengan cara ini, Departemen Pemakai dibebani biaya tetap Departemen Penghasil jasa berdasarkan proporsi kapasitas yang disediakan oleh Departemen Penghasil jasa untuk memenuhi kebutuhan pokok Departemen pemakai biaya variabel departemen penghasil jasa berdasarkan proporsi jumlah kapasitas yang dipakai.

c. Metode 3 Pembebanan berdasarkan Pemakaian

Dalam metode ini, biaya departemen penghasil jasa dipandang dapat terkendalikan seluruhnya oleh departemen pemakai. Oleh karena itu, biaya departemen Listrik sebesar dibebankan dengan cara membagi total biaya tersebut dengan total kebutuhan listrik Departemen produksi, Departemen produksi dibebani biaya Departemen Listrik sebesar Rp0.333(Rp60.000/100.000) Rekayasa Informasi Pertanggungjawaban dalam Aktivity-based Responsibility Accounting Untuk memungkinkan majement melakukan pengelolaan aktivitas, sistem akuntasni pertanggungjawaban harus memisahkan biaya-penambah nilai dan biaya bukan-penambah nilai. Pemisahan biaya ini diperlukan agar manajement:

1. Dapat memusatkan perhatian mereka terhadap pengurangan dan alhirnya menghilangkan biaya-bukan-penambah nilai

2. Menyadari besarnya pemborosan yang sekarang sedang terjadi 

3. Memantau efektivitas program pengelolaan aktivitas dengan menyajikan biaya-bukan penambah nilai kepada manajemen dalam bentuk perbandingan antar periode Formula perhitungan Biaya-Penambah dan BukanPenambah Nilai adalah: Biaya-penambah Nilai = Kst * Hst Biaya-bukanPenambah Nilai =(Kst – KS)*Hst Keterangan : Kst : Kuantitas ideal cost diver KS : Kuantitas Sesungguhnya cost driver yang digunakan Hst : Harga Stndar per unit cost driver. Cost Driver adalah Suatu factor yang menjadi penyebab(pendorong timbulnya biaya aktivita tertentu). Contoh: jika persiapan(set up) mesin sebelum produksi suatu pesanan dimulai merupakan suatu aktivitas, maka biaya set up mesin timbul karena aktivitas set up dilaksanakan ROI Vibizmanagement – Finance) - Menurut Munawir (1195:89) ROI (Return On Investment) adalah salah satu bentuk dari rasio profitabilitas yang dimaksudkan dapat mengukur kemampuan perusahaan dengan keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva yang digunakan untuk operasinya perusahaan untuk menghasilkan keuntungan.


CREDIT FILE: NIJAR KURNIA ROMDONI

DOWNLOAD LINK

PASSWORD: ra.farihinmuhamad

Post a Comment

Previous Post Next Post