Download Modul Matakuliah Fotografi - Pertemuan 6 Bagian 1 (Segitiga Eksposur)

Pada pertemuan kali ini kita akan mebahas mengenai hal yang boleh dibilang paling fundamental dan penting dalam dunia fotografi, tidak lain dan tidak bukan hal tersebut adalah segitiga eksposur.

Image by https://unsplash.com/@aflynnn

Segi tiga eksposur adalah istilah dalam fotografi yang mengacu kepada pengaturan 3 elemen: ISO, Shutter Speed, dan Aperture. 3 elemen inilah yang dapat kita atur/modifikasi untuk mendapatkan tampilan (eksposur) foto yang ideal. Sederhananya 3 elemen ini dapat menentukan gelap atau terangnya foto yang akan dihasilkan. Berikut ini pembahasannya:

  • ISO 
    • ISO adalah kemampuan/kepekaan sensor kamera terhadap cahaya, makin tinggi angka ISO maka sensor akan makin peka terhadap cahaya, sehingga foto pun akan semakin terang (lihat gambar di samping).
    • Penomoran angka ISO tidak menggunakan urutan angka (1, 2, 3… dst.), namun menggunakan kelipatan angka (100, 200, 400… dst.), angkanya bisa dua kali lipat bisa juga kurang dari dua kali lipat tergantung spesifikasi dan model kamera.
    • Iso terkecil kamera adalah 100 namun pada sebagian kamera ada yang 50, bahkan lebih kecil lagi.
    • Untuk angka tertingginya sendiri rata-rata mencapai 25.000 dan pada sebagian kamera ada yang dapat mencapai 200.000an.
    • Ada baiknya penggunaan ISO tidak terlalu tinggi, karena bisa timbul digital noise pada bagian shadow foto (bagian yang gelap).
    • Walaupun noise dapat dikurangi pada proses editing, namun pada beberapa kejadian mungkin noise ini tidak bisa dihilangkan, jadi sebaik mungkin hindari timbulnya noise.
    • Rumus pengaturan = gunakan ISO rendah untuk memotret di lingkungan yang terang, dan gunakan ISO tinggi untuk memotret di lingkungan yang minim cahaya
  • Shutter Speed 
    • Shutter Speed adalah  kecepatan shutter/ penutup sensor dalam membatasi cahaya yang dikumpulkan sensor pada saat memotret.
    • Makin tinggi shutter speed yang digunakan maka foto akan semakin gelap, dan makin rendah shutter speed maka foto akan makin terang.
    • Shutter speed yang rendah akan menghasilkan efek blur sedangkan shutter speed yang tinggi akan menghasilkan efek freeze
    • Penggunaan shutter speed yang tepat dapat menghasilkan efek yang sesuai dengan ekspektasi kita
    • Contohnya untuk menghasilkan efek light painting (cahaya yang nampak membentuk sebuah pola) kita harus menggunakan SS rendah.
    • Sedangkan untuk membuat efek objek melayang (freeze frame) maka kita harus menggunaka SS yang tinggi.
    • Angka shutter speed ditunjukan dengan 1/sekian (satu per sekian detik), contoh: 1/80 (artinya satu detik dibagi 80).
    • Sedangkan penulisan shutter speed yang sangat rendah menggunakan satuan detik, contoh 1” (artinya 1 detik).
    • SS terendah kamera rata-rata ada di angka 30”,  jika kita membutuhkan SS yang lebih rendah lagi maka kita harus menggunakan bulb mode.
    • SS tertinggi kamera rata-rata adalah 1/4000, namun pada sebagian kamera ada yang mencapai 1/8000 bahkan lebih.
    • Rumus pengaturan = jika memotret objek yang bergerak dengan cepat gunakan shutter speed diatas 1/1000, jika memotret objek yang minim pergerakan gunakan antara 1/80 - 1/200, jika memotret objek dalam keadaan sangat minim cahaya gunakan lebih kecil dari 1”.
  • Aperture 
    • Aperture adalah besarnya bukaan lubang tempat masuknya cahaya pada lensa.
    • Aperture berfungsi mengatur besarnya intensitas cahaya yang dapat masuk melalui lensa.
    • Aperture juga sering disebut dengan F-Stop, jadi penyebutan aperture sebuah lensa adalah F lalu diikuti angkanya, contoh: sebuah lensa dengan aperture 1.8 akan disebut dengan F1.8
    • Penomoran aperture memiliki keunikan, dimana makin besar aperture maka makin kecil angkanya (seperti yang ditunjukan pada gambar sebelumnya), contoh: lensa dengan aperture F1.8 memiliki bukaan yang jauh lebih besar dari lensa dengan aperture F4
    • Aperture hanya bisa diperkecil dari aperture maksimalnya, dan tidak bisa diperbesar lebih dari aperture maksimalnya, contoh: lensa dengan aperture maksimal F4 hanya bisa diperkecil ke F5.6,  F6.3, F8, dst. dan tidak bisa diperbesar ke aperture F3.2, F2.2, dst.
    • Aperture terbesar/maksimal biasanya akan dituliskan di lensa
    • Aperture juga mempengaruhi BOKEH/Background Blur dari foto, makin besar aperture maka makin bokeh foto yang dihasilkan
    • Efek bokeh ini sangat cocok untuk foto jenis portrait, karena objek utama foto akan terlihat lebih mencolok/menarik perhatian (atau istilahnya poped up) daripada backgroundnya


Demikian materi/artikel untuk hari ini, silahkan medownload Pembahasan Materi Full yang juga sudah dilengkapi dengan gambar untuk pertemuan ke-6 bagian 1 ini DENGAN MENGKLIK LINK INI.

Password: fotografi6-1.farihinmuhamad

Post a Comment

Previous Post Next Post