Resensi Buku Tarian Bidadari - Izzatul Jannah

Judul novel : Tarian Bidadari

Penulis : Izzatul Jannah

Penerbit : Pena Pundi Aksara

Tahun Terbit : 2005

Resensi Oleh : Nabila Azzahra


Hadir dalam Gelap

Manusia diciptakan hanyalah untuk beribadah kepada tuhan serta menaati perintahnya serta menjauhi  larangannya. Masa sih manusia diciptakan untuk hidup dan hanya beribadah kepada tuhan? Memang itulah tujuan utama manusia diciptakan, namun dalam melaksanakan tujuan utama tersebut pasti kita memiliki kebutuhan yakni makan serta tidur agar ibadah kita tetap terlaksanakan. Untuk bisa beribadah pasti kita membutuhkan energi, energi dihasilkan setelah kita makan, makan didapat dari hasil usaha kita, maka disamping ibadah kita juga butuh uang untuk membeli makan dan uang dihasilkan dari bekerja.

Tuhan memerintahkan hambanya baik laki laki maupun perempuan untuk menutup auratnya. Bagi laki laki diwajibkan menutup auratnya dari pusar hingga lutut, sedangkan bagi perempuan diwajibkan menutup auratnya yaitu seluruh anggota badan kecuali muka dan telapak tangan.

Dalam menjalankan kewajiban menutup aurat tersebut pastilah rasanya sangat sulit menjalankannya, mirip seperti cerita yang ada di novel Tarian Bidadari yang bertokoh utama Ella. Kewajiban tersebut terlihat mudah karna hanya menutup anggota badan kecuali muka dan telapak tangan, namun niat untuk memulainya itulah yang sulit.

Dalam novel ini menceritakan persahabatan remaja putri di sebuah sekolah kejurusan. Ada Ela sebagai tokoh utama, seorang remaja yang cantik dan mungkin remaja laki-laki menyebutnya perfect, dia adalah primadona di kelasnya. Ada Oka seorang remaja putri dari Bali namun is adalah seorang muslim dan ia memiliki karakter yang tertutup. Ada Maruti seorang remaja yang selalu percaya pada ramalan bintang. Sampai-sampai Yoke yang tak lain adalah pacar Maruti, tiba-tiba diputuskan karena ramalan bintangnya sedang buruk.

Ada Sashi seorang remaja perempuan yang selalu berpenampilan perfect, anak tunggal dalam keluarga nya, cuek, Kasar, Seringkali tidak perduli pada perasaan serta keadaan sahabat-sahabatnya.

Suatu hari ada murid baru dari Sukabumi yaitu Aisya, ia masuk kelas yang sama dengan Ela, Oka, Sashi, dan Maruti yaitu kelas 2A Pariwisata. Aisya adalah remaja yang lemah lembut dan berjilbab, namun ia sering dijuluki udik oleh si jutek Sashi. Tapi Aisya tidak mengambil pusing dengan julukan tersebut. Akhirnya ia bergabung dengan sahabat-sahabat Ela dan ia sering members nasihat-nasihat baik tentang menutup aurat. Akhirnya mereka berjilbab namun Sashi belum tertarik, ia masih menganggap jika berjilbab itu udik serta kampungan. Suatu hari Aisya sakit, ia lemah tak berdaya di ruang ICU dan akhirnya meninggal, setelah beberapa hari Aisya dimakamkan, akhirnya Sashi datang kepada Ela dan ia berkata bahwa ia ingin berhijab. Ela begitu terkejut dan senang saat Sashi mengatakan hal tersebut, ia bertanya mengapa ingin berhijab, Sashi menjawabnya dengan tertunduk malu mengingat pengalamannya yahg hampir diperkosa oleh pustakawan disekolahnya yaitu pak Raharjo, membuatnya memantapkan niat untuk berhijab. Aisya pernah berpesan bahwa menutup aurat jangan karena tidak ingin di ganggu oleh orang lain, tetapi niatkanlah karena Allah.

Keunggulan novel yang diterbitkan tahun 2005 ini bahasanya mudah dimengerti sehingga tidak sulit untuk memahami alurnya, mengangkat tema religi yang biasanya jarang dijadikan cerita novel, sedangkan kelemahan novel ini yaitu penulisan salan yang kurang tepat seperti "salam lekummm" Seharusnya "Assalamualaikum".

Novel ini sangat cocok dibaca oleh para remaja, karena sangat bagus untuk menambah pengetahuan tentang agama dan sangat baik untuk dijadikan contoh.

Post a Comment

Previous Post Next Post